Suara.com - Adanya pembatasan sosial dan jaga jarak, ditambah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat alias PPKM selama beberapa bulan terakhir praktis mengurangi interaksi sosial di masyarakat.
Menurut psikolog, hal ini rentan menyebabkan sejumlah masalah bagi kesehatan mental, seperti rasa kesepian dan stres.
"Hal ini menyebabkan berkurangnya intensitas interaksi dengan orang lain sehingga rentan membuat seorang individu merasa bosan atau bahkan mengalami stres," kata psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto, Jawa Tengah, Ketty Murtini, dikutip dari ANTARA.
Dia mengingatkan perlunya masyarakat melakukan persiapan diri dengan energi yang lebih besar dalam menjalani aktivitas sehari-hari di tengah pandemi COVID-19.
"Perlu mempersiapkan diri dengan energi yang lebih besar dari biasanya guna menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan psikis, persiapan diri yang paling utama adalah dengan cara berdoa serta meningkatkan kualitas keimanan," katanya.
Selain itu, kata dia, perlu melakukan introspeksi diri secara lebih intensif.
Menurut dia, kegiatan introspeksi diri dapat membawa dampak yang positif secara psikologis.
"Hal itu dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh meluangkan waktu untuk melihat apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah terjadi serta apa yang harus menjadi catatan untuk hari-hari berikutnya," katanya.
Tak lupa, ia mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan psikis, terutama di tengah pandemi COVID-19.
Baca Juga: Trauma Masa Lalu Bisa Menyakiti Orang Lain, Ini Penjelasan Psikolog
"Sangat penting menjaga dan memelihara kesehatan mental di tengah pandemi, agar membawa dampak yang positif secara psikologis," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa.
Dia mengatakan agar masyarakat mengetahui pentingnya menjaga kesehatan mental maka perlu sosialisasi dan edukasi yang berkesinambungan.
"Terlebih lagi pada 10 Oktober kemarin baru saja diperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia sehingga menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Dengan sosialisasi dan edukasi yang intensif, kata dia, diharapkan makin meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental.
"Selain itu juga diharapkan akan menghilangkan stigma negatif terkait dengan kesehatan mental, masyarakat berperan penting dalam mengampanyekan mengenai isu kesehatan mental ini," katanya.
Berita Terkait
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
Curhat Pilu Mongol Stres, Uang Rp 53 Miliar Lenyap Dipinjam Cagub Korup dan Takut Ikut Diciduk KPK
-
FOMO Bikin Gelisah? Temukan Kedamaian Hidup dengan Digital Detox
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Ketika Stres Diam-Diam Bikin Tubuh Sakit, Dokter Indonesia Angkat Isu Ini ke Eropa
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan