Suara.com - Tanggal 13 Oktober setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Tanpa Bra atau No Bra Day. Peringatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan payudara.
Alih-alih diperingati hanya satu hari, praktik tidak memakai bra sudah diterapkan Kendall Jenner setiap harinya, yang ia percaya dapat meningkatkan kesehatan tubuhnya.
Akhirnya tren ini berkembang di berbagai belahan dunia, yang juga membuat proyek penelitian 2013 silam. Proyek tersebut dilakukan oleh Jean Denis Rouillon, seorang profesor asal Perancis yang kini kembali ramai dibahas.
Mengutip Healthline, Rabu (13/10/2021), penelitian tersebut menyimpulkan bra tidak punya manfaat untuk perempuan, bahkan menurut Profesor Rouillon dalam penelitiannya bra bisa berbahaya bagi payudara dari waktu ke waktu.
Dalam penelitiannya, ia melibatkan 300 perempuan berusia 18 hingga 35 tahun, yang menunjukan perempuan yang tidak menggunakan bra mampu mengembangkan lebih banyak jaringan otot yang lebih alami.
Sedangkan bahan ketat pada bra, justru membuat jaringan otot gagar tumbuh, dan malah membuat payudara kendur.
Meski begitu, Rouillion memperingatkan para perempuan yang telah memakai bra selama puluhan tahun lamanya, untuk tidak melepas pakaian dalam mereka. Ini karena tidak akan ada manfaat melepas bra saat ini.
Selain itu organisasi masyarakat kanker Amerika, mengungkap tidak ada bukti ilmiah yang menunjukan memakai bra bisa meningkatkan atau menurunkan risiko kanker padyudara.
Rerata penggunaan bra dan tidak menggunakan bra cenderung mengarah pada efek kenyamanan dan tren fesyen, alih-alih fokus pada efek kesehatan.
Baca Juga: Guru di Sekolah Ini Diduga Remas Payudara Siswinya, Fotonya Viral di Media Sosial
Perwakilan Praktisi Perawat California, Patricia Geraghty mengatakan memakai bra dan tidak memakai bra tidak berpengaruh pada bentuk payudara.
Bahkan kata Greaghty, penelitian menunjukan payudara yang kendur di usia tua, tidak terkait bra atau aktivitas menyusui menyusui.
Ia juga menyoroti alih-alih pakai bra, pakaian ketat justru lebih berbahaya untuk kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!