Suara.com - Banyak orang mengatakan bahwa orang humoris menutupi rasa sedihnya dengan membuat lelucon agar orang lain tertawa dan tidak mengetahui rasa sakit mereka, baik secara emosional maupun psikis.
Psychology Today juga menuliskan bahwa humor memiliki banyak fungsi berbeda dalam kehidupan masing-masing orang.
Terkadang seseorang menggunakan humor sebagai mekanisme untuk menanggulangi (koping) ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik.
Para peneliti menggunakan berbagai skala untuk menilai sifat humor seseorang, tetapi yang paling umum sejauh ini adalah "Kuisioner Gaya Humor".
Kuisioner ini dikembangkan oleh psikolog humor Rod Martin dan murid-muridnya ini digunakan untuk menilai bagaimana orang-orang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Jawaban para peserta terbagi dalam empat gaya humor, yakni:
- Afiliative Humor
Kecenderungan untuk berbagai lelucon dengan orang lain, melontarkan lelucon dan mengisahkan cerita lucu agar membuat orang lain tertawa.
Gaya humor ini bertujuan untuk membangun sebuah hubungan dan agar orang lain merasa nyaman.
- Self-Enhancing Humor
Kecenderungan untuk mempertahankan pandangan hidup yang lucu, bahkan ketika tidak dengan orang lain. Menggunakan humor untuk mengatasi stres atau menghibur diri dengan humor.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Larissa Chou, Zikri Daulay Cuma Anggap Lelucon
- Agressif humor
Kecenderungan menggunakan humor untuk meremehkan, merendahkan, atau memanipulasi orang lain.
Misalnya menggunakan ejekan, lelucon yang ofensif atau membuat orang lain tersinggung, berpotensi menggunakan lelucon seksis dan rasis.
- Self-Defeating Humor
Kecenderungan untuk menghibur orang lain dengan menggunakan diri sendiri sebagai objek, atau humor yang merendahkan diri sendiri. Misalnya, tertawa bersama orang lain ketika diejek.
Biasanya humor ini digunakan untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya dari diri sendiri dan orang lain.
Peneliti mengategorikan affiliative humor dan self-enhancing humor sebagai gaya humor positif, sementara agressif humor dan self-defeating humor sebagai gaya yang negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien