Suara.com - Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berdampak pada gigi putih dan bersih saja. Pakar mengatakan merawat kesehatan rongga mulut memiliki dampak bagi kesehatan umum.
Rongga mulut merupakan cermin dari kesehatan tubuh secara umum. Sebagian besar kelainan atau penyakit pada tubuh manusia dapat memberikan tanda dan atau gejala klinis pada rongga mulut. Lebih lanjut, penyakit mulut dapat berdampak pada kesehatan umum. Pola penyakit mulut sendiri sangat bervariasi tergantung profil risiko demografi termasuk faktor sosial-ekonomi dan lingkungan. Hal ini menjadikan ilmu penyakit mulut menjadi luas karena tidak hanya terkait rongga mulut saja.
Kompleksitas dan luasnya lingkup penyakit mulut ini mendorong para dokter gigi untuk memiliki kemampuan mendiagnosis yang baik sehingga dapat melakukan tata laksana yang sesuai dengan kelainan tersebut.
Prof. Dr. Yuniardini Septorini Wimardhani, drg., M.ScDent., dalam pidato pengukuhan guru besarnya yang berjudul “Rongga Mulut adalah Cermin Kesehatan Umum: Pengembangan Pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi di Bidang Ilmu Penyakit Mulut” menuturkan bahwa sebagai bagian dari sivitas akademik di perguruan tinggi, terdapat tanggung jawab untuk melakukan Tri Dharma perguruan tinggi dalam menjalankan tugas, terutama di bidang ilmu penyakit mulut.
Pengukuhan Yuniardini sebagai sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Penyakit Mulut diselenggarakan pada Sabtu (16/10) secara virtual. Acara ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube Universitas Indonesia. Dalam 20 tahun lebih ia mengabdi sebagai dosen ilmu penyakit mulut FKG UI, Yuniardini telah menyumbang sebanyak 61 karya kekayaan Intelektual di bidang tersebut. Jenjang karirnya dalam bidang ilmu penyakit mulut berawal dari topik riset kanker mulut. Ia bahkan pernah mendapat penghargaan Young Investigator Award International Congress on Oral Cancer di Melbourne, Australia tahun 2004.
Bidang ilmu penyakit mulut yang kompleks memungkinkan bidang ini menjadi jembatan kedokteran gigi dan bidang kedokteran lainnya. Terlebih, dokter gigi membutuhkan data pasien yang komprehensif untuk dapat mendiagnosis penyakit jaringan lunak mulut dengan baik. Dalam upaya mencapai kompetensi tersebut, Fakultas Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) merancang metode pembelajaran aktif menggunakan Problem Based Learning untuk menstimulasi mahasiswa memahami cara berfikir kritis dalam mendiagnosis dan melakukan tatalaksana sesuai kasus yang ditemukan. Metode ini didasari oleh penelitian mengenai pentingnya mengasah clinical reasoning untuk dapat mendiagnosis dan memberikan tatalaksana yang tepat, terutama kepada calon dokter gigi.
Yuniardini memaparkan pentingnya penelitian dan pengembangan bidang ilmu penyakit mulut. Pengembangan yang dimaksudnya dapat berupa pengembangan metode pembelajaran dan pengembangan penelitian pendidikan terkait penyakit mulut untuk pendidikan dokter gigi dan dokter gigi spesialis. Menurut Yuniardini, banyaknya jenis penyakit yang masuk dalam lingkup ilmu penyakit mulut membuat pengembangan penelitian, sebagai pilar Tri Dharma kedua, masih sangat diperlukan. Banyaknya kondisi atau penyakit di bidang mulut dengan insidensi sangat beragam, membuat pengalaman klinis setiap praktisi penyakit mulut berbeda-beda. Hal ini menjadikan penulisan artikel laporan kasus sangat bermanfaat untuk para sejawat di bidang kedokteran gigi.
Ia menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi kegiatan pendidikan dan penelitian di bidang ilmu penyakit mulut dengan peneliti dan klinisi dari institusi di luar negeri sebagai upaya benchmarking internasionalisasi UI. Kerja sama ini dilakukan sekaligus untuk menambah wawasan riset dan jaringan kerja dengan praktisi ilmu penyakit mulut dari berbagai negara.
Dalam mengkaji topik riset di bidang ilmu penyakit mulut, katanya, FKG UI memiliki ketetapan tiga fokus riset yaitu: Innovation for Prevention, Diagnosis and Treatment in Dentistry; Oral health - Systemic Health Interaction dan Age and Life Course in Dentistry. “Penelitian di bidang penyakit mulut di masa yang akan datang masih terbuka luas untuk dikembangkan secara terstruktur dan terarah sesuai peta jalan penelitian, sehingga bermanfaat untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Ariel NOAH Ingin Menikah Lagi, Ungkap Kriteria Istri Idaman
Selain pendidikan dan penelitian, Tri Dharma yang tidak kalah penting adalah pengabdian masyarakat. Dengan berfokus pada Sustainable Development Goals (SDGs) good health and well being, FKG UI melaksanakan kegiatan program kreativitas mahasiswa (PKM) penyakit mulut. Kegiatan yang dilakukan mencangkup kegiatan untuk promosi kesehatan, pencegahan dan pelayanan kuratif kepada masyarakat.
Kegiatan ini banyak bersinergi dengan pengabdi dari bidang ilmu lain di UI, mahasiswa dan pemangku kepentingan di Indonesia. Setidaknya, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir FKG UI telah menghasilkan 8 produk hak kekayaan intelektual terkait poster dan video edukasi kepada berbagai populasi masyarakat dan kader kesehatan Posyandu balita maupun lansia.
Berita Terkait
-
Bikin Senyum Makin Menawan, Berapa Harga Pasang Veneer Gigi?
-
5 Pasta Gigi Terbaik untuk Memutihkan Gigi, Hasil Cepat dalam 3 Hari
-
Innalilahi, Armand Maulana Umumkan Berita Duka
-
Glamour! 5 Busana Ikonik di Victorias Secret Fashion Show 2025
-
16 Arti Mimpi Gigi Copot: Mengungkap Makna dari Primbon Jawa, Islam, dan Psikologi
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah