Suara.com - Sebuah studi baru menemukan mononucleosis menular yang juga dikenal sebagai mono atau penyakit berciuman di masa anak-anak atau remaja berkaitan dengan peningkatakn risiko multiple sclerosis (MS).
Peneliti dari Swedia dan Inggris menggunakan data dari sekitar 2,5 juta orang di Swedia untuk mencari hubungan antara kebiasaan berciuman di masa remaja dengan multiple sclerosis.
Dalam studi kohort berbasis populasi yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open, peneliti menggunakan daftar populasi total Swedia untuk mengidentifikasi orang kelahiran Swedia dari 1 Januari 1958 hingga 31 Desember 1994, yang mencapai usia 25 tahun dari 1 Januari 1990 hingga 31 Desember 2019.
Para peneliti juga mencari orang yang kedua orangtuanya masih hidup pada 1990 untuk membantu mengidentifikasi semua kerabat tingkat pertama dan diagnosis multiple sclerosis pada orang tua.
Peserta yang berusia 20 tahun ditindaklanjuti mulai 1 Januari 1978 hingga 31 Desember 2018 dan data dianalisis mulai Oktober 2020 hingga juli 2021.
Para peneliti pun memperkirakan risiko multiple sclerosis terkait kebiasaan berciuman pada masa anak-anak, remaja dan dewasa awal menggunakan STTA untuk menganalisis data dan model regresi proporsional Cox Konvensional.
Namun, para peneliti juga mempertimbangkan jenis kelamin, riwayat multiple sclerosis pada orang tua, urutan kelahiran dan usia orangtua ketika lahir. Kelompok tersebut mengatakan fraksional tingkat dua menunjukkan bahwa usia orangtua ketika lahir berkaitan dengan risiko multiple sclerosis secara linear.
Bahkan, peneliti juga memperhitungkan kondisi kesehatan saudara kandung para peserta, yang bisa membuat perbedaan dalam mengkonfirmasi atau mengabaikan peran genetika keluarga dalam risiko multiple sclerosis.
Polinomial fraksional untuk regresi bahaya proporsional Cox bertingkat juga menyarankan bahwa usia orang tua ketika lahir terkait dengan risiko multiple sclerosis secara linear.
Baca Juga: Peneliti: Kehilangan Ingatan Bisa Jadi Efek Samping Virus Corona Covid-19
Dokter pun telah mendiagnosis hampir 6.000 penderita multiple sclerosis setelah usia 20 tahun, yang mana pria sebanyak 52,63 persen dan wanita 47,37 persen.
Hasil dari regresi bahaya proporsional Cox bertingkat menunjukkan bahwa menjadi wanita dan usia ibu yang lebih tua saat lahir berkaitan dengan peningkatan risiko multiple sclerosis.
Anak-anak yang lahir setelah anak pertama memiliki risiko multiple sclerosis lebih rendah dibandingkan anak sulung. Sedangkan, usia ayah ketika lahir berkaitan dengan peningkatan risiko multiple sclerosis.
Mononukleosis termasuk penyakit menular pada anak-anak, terutama remaja yang berisiko tinggi. Bahkan, risiko multiple sclerosis tetap meningkat signifikan setelah mengendalikan faktor keluarga.
Mononukleosis yang menular di awal masa dewasa juga berkaitan dengan risiko multiple sclerosis. Tetapi, risiko itu menurun dan tidak signifikan setelah para peneliti mengendalikan faktor keluarga.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kebiasaan berciuman di masa remaja berkaitan dengan risiko multiple sclerosis, terlepas dari faktor keluarga," kata peneliti dikutip dari Fox News.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!