Suara.com - Selama ini, para dokter mengandalkan hasil pengujian tes Covid-19 untuk menentukan tindakan apa yang perlu mereka lakukan untuk menyelamatkan pasien.
Tetapi, ternyata virus corona bertindak secara berbeda pada setiap orang tergantung pada waktu dan ritme sirkadian tubuh.
Ingin mengetahui kebenarannya, profesor Ilmu Biologi Cornelius Vanderbilt Carl Johnson berkolaborasi dengan beberapa peneliti lainnya mencoba menentukan apakah persentase hasil positif Covid-19 bervariasi tergantung waktu.
Data mendukung hipotesis ini, yang juga terjadi pada penelitian tentang infeksi virus dan bakteri lainnya, lapor Medical Xpress.
Penumpahan virus Covid-19, yang terjadi ketika sel terinfeksi melepaskan partikel virus ke dalam darah dan lendir, tampak lebih aktif di tengah hari atau sore hari karena modulasi sistem kekebalan jam biologis tubuh.
"Melakukan tes Covid-19 pada waktu optimal meningkatkan sensivitas tes dan akan membantu kami dalam tingkat keakuratan dalam mendiagnosis orang yang mungkin terinfeksi tetapi tidak bergejala," kata Johnson.
Studi ini menunjukkan bahwa viral load lebih rendah setelah jam 8 malam. Jadi, ketika orang mencoba melakukan tes Covid-19 setelah jam 8 malam, kemungkinan hasil negatif palsu lebih tinggi.
Hasil negatif palsu dapat berbahaya bagi orang yang terinfeksi, serta orang-orang di sekitarnya.
Johnson dan rekan penulisnya berharap penelitian awal ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengujian Covid-19 dan meningkatkan akurasi hasilnya.
Baca Juga: Resmi! Harga Tes PCR Turun Jadi Rp275 Ribu di Jawa-Bali dan Rp300 Ribu Pulau Lain
Mereka juga mengatakan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi sifat diurnal atau apakah virus juga lebih aktif di siang hari atau tidak.
Pracetak studi ini yang berjudul "Diurnal variation in SARS-CoV-2 PCR test results: Test accuracy may vary by time of day" ini sudah terbit pada Maret lalu. Sementara studi ini terbit pada Journal of Biological Rhythms pada 26 Oktober.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?