Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah menyesuaikan kembali nilai ambang batas kadar timbal yang dinilai tinggi dalam darah anak kecil pada Kamis (28/11/2021) kemarin.
Perubahan itu berlaku bagi anak-anak usia satu hingga lima tahun, lapor Live Science.
Dokter biasanya menggunakan metode Blood Lead Reference Value (BLRV) untuk mengukur kadar timbal, yang pengukurannya didasarkan pada jumlah mikrogram timbal per desiliter darah.
Selama 9 tahun terakhir, BLRV ditetapkan pada 5 g/dL, dan sekarang, CDC telah menurunkannya menjadi 3,5 g/dL.
Tujuan dari pengukuran timbal dalam darah anak adalah untuk mengetahui siapa yang paling berisiko terkena dampak negatif dari kadar timbal dalam darah.
CDC mengatakan anak-anak yang memiliki kadar timbal yang melebihi ambang batas harus menerima perawatan medis segera untuk mengurangi dampak kesehatan.
Umumnya, anak-anak dengan kondisi tersebut harus menjalani terapi khelasi, untuk mengurangi kadar timbal.
Selain itu, pejabat kesehatan juga seharusnya bertanggung jawab mengidentifikasi serta menghilangkan sumber paparan timbal di lingkungan anak-anak.
"Tindakan oleh CDC ini adalah pengingat betapa pentingnya bagi orang tua untuk meminta dokter memeriksa kadar timbal dalam darah (anak-anak mereka), sehingga orang tua dapat mengambil langkah untuk menjaga anak dari efek racun dan paparan timbal,' jelas sekretaris Kesehatan dan Layanan Masyarakat Xavier Becerra.
Baca Juga: Eks Intelijen: Putra Mahkota Saudi Pernah Usul Pakai Racun untuk Membunuh
Becerra menjelaskan bahwa anak-anak dapat menyerap timbal empat hingga lima kali lebih banyak daripada orang dewasa ketika terpapar sumber yang sama.
Paparan timbal dapat merusak otak anak yang sedang berkembang sekaligus memperlambat pertumbuhan serta perkembangan anak. Menyebbabkan masalah belajar, perilaku, pendengaran hingga bicara.
Sumber paparan timbal umumnya meliputi tanah yang terkontaminasi sumber timbal, misalnya hasil pertambangan, serta perhiasan, mainan, dan permen (seringnya diimpor) yang terkontaminasi.
"Selain itu, debu timbal dari tempat kerja yang di bawa ke rumah juga bisa menjadi sumber paparan," tulis CDC.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda