Suara.com - Makanan menjadi bagian utama dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Karenanya, normal untuk mengalami kurang nafsu makan atau mengidam. Namun seseorang juga bisa mengalami yang namanya gangguan makan (eating disorder).
Mereka yang memiliki gangguan makan mungkin menemukan bahwa mereka tidak dapat fokus di tempat kerja atau sekolah. Mengontrol makanan secara ekstrem telah menjadi hal terpenting dalam hidup mereka.
Ada beberapa jenis gangguan makan, termasuk anoreksia dan bulimia yang paling sering dijumpai.
Perbedaan utama dari penderita anoreksia dan bulimia bisa dilihat langsung dari bentuk tubuh. Penderita anoreksia terlihat sangat kurus, sedangkan penderita bulimia biasanya memiliki berat badan normal atau di atas normal.
Perbedaan lainnya, jika penderita anoreksia cenderung tidak mau makan saat merasa tertekan, penderita bulimia justru makan berlebihan. Tetapi setelah makan banyak, penderita bulimia akan berusaha mengeluarkan kembali apa yang ia makan. Bisa dengan cara muntah dengan paksa, menggunakan obat pencahar atau olahraga berlebihan.
Sayangnya, biasanya orang yang menderita anoreksia atau bulimia tidak sadar jika dirinya menderita gangguan perilaku makan tersebut.
Lebih lanjut, berikut beda anoreksia dan bulimia, dirangkum dari Mirror UK.
1. Anoreksia
Beberapa orang menganggap bahwa anoreksia adalah tentang tetap langsing dan terlihat kurus, tetapi sebenarnya jauh lebih kompleks dari itu. Sebab anoreksia bisa disebabkan oleh perasaan rendah diri, citra diri negatif, dan emosi yang menyusahkan.
Baca Juga: Penelitian: Penggunaan Vape Terkait dengan Gangguan Makan
Karena berusaha menghindari makanan, penderita anoreksia tidak menerima nutrisi yang cukup.
Beberapa ciri penderita anoreksia:
- tidak menstruasi
- obsesi mengontrol makanan
- selalu merasa gemuk
- Tidak pernah puas dalam menurunkan berat badan
- depresi atau keinginan bunuh diri
- menggunakan obat-obatan untuk mengurangi nafsu makan
- banyak berolahraga
2. Bulimia
Jika Anda mendapatkan diagnosis bulimia (kadang-kadang dikenal sebagai bulimia nervosa), Anda mungkin mengalami siklus yang disebut bingeing dan purging.
Bingeing adalah saat seseorang makan makanan dalam jumlah besar sekaligus. Beberapa orang beralih ke pesta makan ketika mereka menghadapi masa sulit dalam hidup, atau mengalami emosi yang sulit.
Purging adalah tindakan membuang makanan setelah dimakan. Ini sering terjadi setelah makan berlebihan ketika penderita merasa bersalah atau malu atas apa yang telah mereka makan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?