Suara.com - Donor plasma adalah prosedur donor yang dilakukan dengan memberikan bagian cair dari darah yang dipisahkan dari sel mereka. Darah pendonor akan diambil dan dimasukkan ke dalam mesin untuk memisahkan selnya dan mengumpulkan plasma.
Proses donor plasma ini biasanya memakan waktu beberapa menit lebih lama daripada donor darah biasa. Karena, sel darah yang tersisa harus dikembalikan setelah mesin mengumpulkan plasma yang dibutuhkan.
Donor plasma dari golongan darah AB pun salah satu yang paling diminati. Karena, plasma mereka adalah satu-satunya yang dianggap sebagai plasma universal. Plasma dari golongan darah AB ini bisa disumbangkan kepada pasien dari semua golongan darah.
Menurut CSL Plasma dilansir dari The Sun, semua orang sehat yang berusia antara 18 hingga 75 tahun, memiliki berat badan minimal 49 kg dan tidak bertato atau tindikan dalam 4 bulan terakhir tergolong sudah memenuhi syarat donor plasma.
Donor plasma ini juga salah satu metode pengobatan untuk penyakit tertentu, seperti virus corona Covid-19. Bila Anda pernah terinfeksi virus corona dan memenuhi syarat, Anda bisa mendonorkan plasma 14 hari setelah gejalanya hilang.
Tetapi, ibu hamil lebih baik tidak melakukan donor plasma meskipun dengan niatan membantu pasien virus corona. Karena, donor plasma selama kehamilan berisiko menyebabkan komplikasi yang membutuhkan transfusi.
Human Leukocyte Antigens (HLA) adalah protein dalam tubuh yang melekat pada sel. Protein ini memungkinkan tubuh untuk mengetahui sel mana yang menjadi milik Anda.
Sedangkan, ibu hamil menghasilkan antibodi terhadap HLA dari sperma ayah. Jika donor plasma dari ibu hamil ini mengandung antibodi HLA, penerima transfusi bisa mengalami TRALI (cedera paru akut terkait transfusi).
Reaksi ini bisa menyebabkan kematian pada penerima donor plasma. Karena itulah, ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk melakukan donor plasma.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Antivirus Nabati untuk Lawan Varian Virus Corona Covid-19
Saat ini masih belum jelas waktu terbaik untuk melakukan donor plasma setelah kehamilan. Meskipun, beberapa dokter pun menyarankan Anda menunggu sekitar 6 minggu pascapersalinan bila ingin melakukan donor plasma.
Selain tak boleh donor plasma, ibu hamil juga tidak bolah melakukan donor darah. Donor darah lebih berisiko pada kesehatan ibu hamil itu sendiri dan janin dalam kandungannya.
Donor darah ketika hamil bisa membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan anemia. Sedangkan, bayi dalam kandungan membutuhkan pasokan darah dan zat besi dari ibunya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?