Suara.com - Atlet dikenal memiliki pola hidup sehat sejak usia muda. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan seorang atlet terkena penyakit mematikan seperti kanker saat usia tua.
Terbaru, legenda bulutangkis Verawaty Fadjrin yang meninggal akibat kanker paru, Minggu (21/11) lalu.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebut kabar tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat lain bahwa kanker paru bisa jadi ancaman, entah bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya legenda bulutangkis kita Verawaty Fadjrin. Beliau sungguh luar biasa menghadapi sakitnya. Ini juga jadi sebuah pengingat bagi kita bahwa perokok pasif pun punya risiko," kata Anggota Pokja Onkologi Toraks PDPI dr. Sita Laksmi, PhD., Sp.P(K)., dalam webinar LungTalk, Selasa (23/11/2021).
Ia menambahkan, siapapun yang mengalami gejala respirasi berupa batuk, batuk berdarah, nyeri dada, dan sesak napas selama lebih dari 2 minggu harus melakukan segera lakukan deteksi dini ke dokter.
Dokter Sita menyampaikan, meski tidak merokok, seseorang tetap berisiko terkena kanker paru jika sering terpapar dengan faktor risiko lain. Misalnya, asap rokok, polusi udara, zat kimia dari pertambangan maupun pembakaran.
"Bahkan ada indoor pollution di China ditemukan banyak kasus kanker paru pada perempuan yang tidak merokok tapi memasak dengan tungku di dalam rumah. Kalau kita lihat di Jawa Tengah, misalnya di perumahan tradisional, masih banyak dapur yang menggunakan kayu bakar di dalam rumah. Itu merupakan indoor pollution yang bisa mencetuskan kanker paru," tuturnya.
Termasuk juga konsumsi rokok dalam bentuk apapun, termasuk vape dan rokok herbal. Dokter Sita menekankan bahwa PDPI tidak pernah merekomendasikan penggunaan vape sebagai upaya berhenti merokok.
"Perhimpunan Dokter Paru Indonesia tidak merekomendasikan rokok elektrik sebagai upaya berhenti merokok. Apapun vape pasti ada nikotin. Kenapa rokok berbahaya, adiktif, toksik karena ada kasinogenik adiktif adalah nikotin zat toksik ada 4 ribu dan kasinogen ada 60, untuk nikotin sendiri sudah jelas ada di dalam vape," ucapnya.
Baca Juga: 5 Fakta Meninggalnya Pahlawan Badminton Indonesia, Verawaty Fajrin
Termasuk juga rokok jenis baru yang diklaim tidak menimbulkan asap, seperti heat no burn cigarate. Ia menegaskan, rokok jenis itu juga tetao berbahaya karena masih ada zat kimia di dalamnya.
"Itu sama memperkenalkan rokok pada usia yang lebih muda. Jadi sebaiknya tidak vape dan juga tidak rokok herbal," tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining