Suara.com - Gangguan stres pada anak bisa berdampak panjang. Risiko terbesar bisa sampai membuat anak alami masalah kesehatan mental.
Sebelum hal itu terjadi, orangtua bisa membantu anak melewati stresnya. Dokter spesialis anak dr. Eva Devita, Sp.A(K)., mengatakan bahwa dukungan dari orangtua sangat membantu anak dalam pengendalian emosi, termasuk ketika menghadapi stres.
"Dia bisa melewati satu tahap tersebut karena adanya faktor positif atau punya hubungan yang baik dengan orangtuanya, bisa curhat dengan orangtuanya secara terbuka, dihargai harga diri anak, cara pandang anak terhadap dirinya yang baik," kata dokter Eva dalam webinar RSAB Harapan Kita Jakarta, Minggu (28/11/2021).
Ia menambahkan, anak-anak yang sudah terlatih mengendalikan emosi sejak kecil akan lebih mandiri dan mampu bertahan melawan stresnya. Dokter Eva menyampaikan, ada beberapa gejala stres pada anak yang bisa diperhatikan.
"Mengetahui anak mengalami stres yang kemudian bisa berkembang menjadi gangguan mental, pertama adalah orangtua bisa melihat adanya perubahan perilaku. Kalau tadinya ceria tiba-tiba menjadi pendiam, murun. Yang tadinya banyak bicara jadi pendiam, ada keluhan nyeri fisik, gangguan tidur atau merasa ngantuk terus," tuturnya.
Selain itu, gejala stres juga bisa menyebabkan anak alami gangguan pola makan. Seperti tidak mau makan atau justru menjadi terlalu banyak makan. Stres yang berisiko sebabkan gangguan mental juga bisa berdampak pada nilai atau prestasi anak di sekolah.
Sebab anak yang stres akan kesulitan konsentrasi juga sulit menyelesaikan atau mengikuti pelajaran di sekolah.
"Atau anak bisa muncul perilaku agresif yang terjadi secara holistik, dengan ditegur pelan-pelan biasa saja dia sudah mengeluarkan respon yang berlebihan," katanya.
Sedangkan gejala stres pada anak yang belum sekolah bisa terlihat dari perubahan sikap jadi lebih rewel maupun hiperaktif, mudah marah atau tantrum, juga lebih sering atau kembali mengompol.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Anak Ustaz Arifin Ilham Ameer Azzikra Sempat Salat
Dokter Eva menyarankan, orangtua sebaiknya lebib sering mengajak anak lakukan aktuvifaa fisik, seperti berolahraga. Tujuannya agar anak bisa melepaskan stresnga juga lebih dekat dengan orangtua.
"Apabila anak mulai merasa bosan, maka bermainlah bersama. Bermain nggak mesti yang mahal, bisa hanya dengan berkebun, bermain tebak-tebakan dengan orang tua, atau bermain bersama membuat gambar dan sebagainya. Supaya anak tidak merasa kesepian, maka ajarkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek