Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bagaimana cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi, balita, dan usia pra-sekolah gagal mencapai target. Dikatakan, cakupan imunisasi dasar lengkap terjadi penurunan di banyak provinsi sejak awal pandemi Covid-19.
Data Kemenkes khusus tahun 2021, imunisasi dasar lengkap sampai Oktober baru mencapai 58,4 persen dari target sebenarnya 79,1 persen.
Plt. Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan, pada Desember mendatang seharusnya target cakupan imunisasi dasar lengkap nasional mencapai 95 persen.
"Tapi ini masih terjadi gap imunisasi di beberapa provinsi," kata Maxi saat konferensi pers virtual, Selasa (30/11/2021).
Hanya sedikit provinsi yang cakupan imunisasi dasar lengkap bisa di atas 60 persen, meski sebenarnya masih kurang dari target.
Maxi menyampaikan, imunisasi anak terbanyak terjadi di Banten yang telah mencapai 78,8 persen. Kemudian juga Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung Jawa Timur, dan Jambi.
"Itu kira-kira yang di atas 60 persen. Dan ini mestinya jadi pembelajaran bagi provinsi lain, kenapa provinsi yang lain bisa mencapai atau mendekati target sedangkan provinsi lain tidak," ujarnya.
Penurunan cakupan imunisasi itu sebenarnya sudah terjadi sejak 2020. Karena itu, Kemenkes sebenarnya telah mengantisipasi hal serupa terulang lagi pada 2021.
Maxi mengungkapkan, sejak triwukan kedua tahun 2021, Kemenkes telah meminta agar semua daerah mendata cakupan imunisasi di temoatnya masing-masing.
Baca Juga: Ramai Covid-19 Varian Omicron, Kemenkes Janji Tingkatkan Tes Whole Genome Sequencing
Kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menginstruksikan agar daerah melakukan upaya imunisasi kejar melalui sweeping tiap desa.
"Kami harapkan dalam sebulan ini, bagi daerah yang mungkin terlalu jauh melakukan sweeping, terutama pada bayi di bawah 11 bulan, sehingga masih ada potensi untuk anak-anak terlindungi dengan imunisasi dasar lengkap," ujarnya.
Dalam konferensi pers terpisah, Ketua Satgas Imunisasi dan Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia, Profesor. Dr. dr Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan, ada beberapa faktor penyebab cakupan imunisasi dasar lengkap turun selama pandemi.
"Pertama zaman Covid-19 memang sebagian besar fasilitas imunisasi tutup karena konsentrasi untuk melayani covid. Selain itu, orang tua juga enggan, khawatir untuk membawa anaknya imunisasi."
"Jadi ada faktor pelayanan kesehatan juga faktor orangtua yang takut untuk membawa anak imunisasi," kata Profesor Hartono dalam konferensi pers virtual IDAI, kemarin, Senin (29/11).
Selain kedua faktor itu, pembatasan kegiatan melalui aturan PPKM juga membuat orangtua tidak membawa anaknya imunisasi. "Meskipun, sebenarnya kegiatan untuk rumah sakit atau melakukan imunisasi sebetulnya tidak dilarang," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!