Suara.com - Imunisasi dasar lengkap penting diberikan kepada anak bahkan sejak baru lahir untuk melindungi anak dari berbagai Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi atau PD3I.
Plt. Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS., mengatakan bahwa anak yang imunisasi dasar tidak lengkap, akan sering sakit karena memiliki imunitas yang lemah.
"Anak yang tidak diimunisasi sudah pasti sering sakit. Kalau (jumlah) yang sakitnya itu banyak, menimbulkan dampak kejadian luar biasa sampai terjadi wabah," kata Maxi dalam temu media virtual, Selasa (30/11/2021).
Kejadian luar biasa (KLB) terkait PD3I itu tidak hanya hanya merugikan dari segi kesehatan tapi juga dari sisi ekonomi, lanjut Maxi.
Oleh sebab itu, imunisasi dasar lengkap perlu dilakukan secara merasa di seluruh wilayah Indonesia agar terbentuk kekebalan kelompok.
Menurut Maxi, program imunisasi dasar di Indonesia sebenarnya sudah berjalan sesuai rencana. Namun, sejak terjadi pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar lengkap menurun di setiap daerah.
Data Kemenkes, imunisasi dasar sepanjang 2021 masih rendah, hanya 58,4 persen dari target 79,1 persen.
"Dampak dari imunisasi rendah dan tidak merata sudah pasti akan menimbulkan akumulasi populasi yang rentan terhadap PD3I."
"Dia tidak akan kebal dengan penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, mulai dari BCG (vaksin untuk tuberkulosis), polio, difteri, tetanus, hepatitis, kemudian campak dan rubella," ucap Maxi.
Baca Juga: Laju Vaksinasi Turun Karena Merek Vaksin, Kemenkes Diminta Gencarkan Sosialisasi
Selama dua tahun terjadi pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar terus turun. Akibatnya, dampak KLB terhadap beberapa PD3I telah mulai ditemukan dibeberapa daerah.
"Sampai saat ini sudah ada KLB difteri di beberapa daerah, terutama di Kalimantan Barat. Juga campak dan rubella yang ada di beberapa provinsi," ungkap Maxi.
Untuk mencegah KLB lebih parah, Kemenkes meminta para orangtua untuk melakukan imunisasi kejar untuk anak-anaknya yang semoat terlambat divaksinasi dasar.
"Kita harapkan pelaksanaan imunisasi rutin harus kita kejar. Karena tinggal satu bulan lagi menuju 2022, pengalaman 2020 dan 2021 menjadi pengalaman yang baik untuk kita mengejar kegiatan imunisasi rutin dan program esensial lainnya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah