Suara.com - Amerika Serikat melaporkan jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah, dua tahun sejak pandemi bergulir.
Mengutip hitungan Reuters, hingga saat ini sudah ada lebih dari 50 juta kasus Covid-19 di Amerika Serikat. Kasus terbanyak masih didominasi oleh varian Delta yang merebak sejak pertengahan tahun lalu.
Setelah sekitar dua bulan jumlah infeksi virus corona menurun, AS kembali mengalami peningkatan harian dalam dua pekan belakangan ini akibat Delta, varian yang mudah menyebar.
Negara-negara bagian AS di kawasan yang suhunya lebih dingin, termasuk Vermont, New Hampshire, dan Michigan, sedang mengalami lonjakan infeksi COVID-19 per kapita.
Jumlah pasien COVID yang dirawat di rumah sakit juga meningkat, yaitu naik 20 persen sejak liburan Thanksgiving pada akhir November.
Selama November, angka kematian naik sebesar 4,6 persen. Jumlah total orang yang meninggal akibat penyakit itu sudah melebihi 800.000 jiwa.
Hampir setengah dari negara-negara bagian AS telah mencatat kemunculan kasus varian Omicron namun varian Delta masih menjadi penyebab 99 persen kasus COVID-19, kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) Dr. Rochelle Walensky.
Menurut analisis Reuters, 25 juta pertama kasus COVID bermunculan dalam kurun satu tahun. Sementara itu, 25 juta kasus berikutnya --sehingga total mencapai 50 juta kasus-- muncul kurang dari satu tahun, yaitu hanya 323 hari.
Hasil-hasil penelitian laboratorium yang diterbitkan pekan ini menunjukkan bahwa varian Omicron akan menumpulkan kemanjuran dua dosis vaksin Pfizer dan BioNTech dalam mencegah infeksi COVID-19. Namun menurut penelitian itu, dosis ketiga kemungkinan bisa mengembalikan daya pelindungan tersebut.
Baca Juga: Inggris Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19 Varian Omicron, Apa Penyebabnya?
Sekitar 14 persen warga di Amerika Serikat saat ini sudah disuntik vaksin penguat (booster).
Pfizer Inc dan Merck telah mengembangkan obat antiviral COVID-19 yang berfungsi terhadap semua varian. Banyak negara bergegas membeli jenis pil itu.
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Xavier Becerra mengatakan vaksinasi harus menjadi prioritas bagi warga Amerika namun bahwa pil tersebut bisa membantu orang agar tidak perlu dirawat di rumah sakit merupakan aspek yang "akan menyelamatkan nyawa". [ANTARA]
Berita Terkait
-
Tinggi 2,33 Meter, Olivier Rioux Catat Rekor sebagai Pebasket Tertinggi dalam Sejarah NCAA
-
Historis Harga Bitcoin Naik 96 Persen Pasca Pembatalan Shutdown Pemerintah AS
-
Rupiah Diprediksi Menguat, Analis Ungkap Efek Besar Akhir Shutdown AS ke Indonesia
-
Shutdown Pemerintah Amerika Serikat, Ribuan Penerbangan Terhenti
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda