Suara.com - Mulanya, semua orang disarankan menunggu 15 menit setelah suntikan vaksin Covid-19 untuk mendeteksi adanya reaksi alergi atau semacamnya sebelum pergi.
Tapi sekarang, pemerintah Inggris telah memperbarui aturan tersebut bahwa orang-orang tidak perlu lagi menunggu 15 menit setelah suntikan vaksin Covid-19.
Mereka mengubah aturan tunggu setelah vaksin Covid-19 ini agar proses vaksinasi lebih cepat dan tidak berkerumun, sehingga mereka memilih mengabaikan hal tersebut.
"Waktu tunggu 15 menit setelah vaksinasi untuk pengamatan masih tetap berlaku bagi sejumlah kecil orang, seperti orang yang pernah menderita anafilaksis atau reaksi alergi lainnya dari makanan, sengatan serangga, obat-obatan atau vaksin lainnya," kata pemerintah Inggris dikutip dari Express.
Intinya, aturan tunggu 15 menit setelah suntikan vaksin Covid-19 masih berlaku tetapi hanya untuk orang yang berisiko mengalami efek samping, tidak semua orang lagi.
Ketua Komisi Pengobatan Manusia, Profesor Sir Munir Pirmohamed menambahkan lebih banyak tentang perubahan itu. Data menunjukkan bahwa anafilaksis dan reaksi alergi parah lainnya adalah efek samping yang sangat langka dengan vaksin Covid-19.
"Tindakan cepat diperlukan untuk mengatasi peningkatan kasus varian Omicron yang pesat dan meningkatnya risiko terhadap publik dan layanan kesehatan. Tindakan sekarang ini membantu tugas utama memvaksinasi bangsa menjelang akhir tahun," jelasnya.
Namun, ada kemungkinan pemerintah Inggris kembali menerapkan waktu tunggu 15 menit setelah suntik vaksin Covid-19 bila sudah cukup banyak orang yang mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19.
Harapannya, perubahan aturan ini bisa memungkinkan lebih banyak orang yang suntik vaksin Covid-19 dan tidak ada penumpukkan di pusat vaksinasi.
Baca Juga: WHO: Omicron Varian Virus Corona Paling Cepat di Berbagai Negara
Selain itu, Inggris juga akan berupaya memberikan suntikan booster vaksin Covid-19 dibandingkan tindakan jarak sosial lebih lanjut dan penutupan ruang publik sebagai strategi utama menghadapi varian Omicron.
Karena, mereka khawatir adanya potensi peningkatan penularan varian Omicron meskipun gejalanya lebih ringan dibandingkan varian Delta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien