Suara.com - Pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun, dengan harapan bisa menurunkan risiko penularan Covid-19. Muncul pertanyaan, mengapa pelaksanaan vaksinasi dilakukan di sekolah?
Menanggapi pertanyaan ini, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengemukakan alasan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun di sekolah, sebab telah tersedia sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
"Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memberikan arahan yang cukup terkait petunjuk pelaksanaan teknisnya, sebaiknya memang diberikan di sekolah dan itu disetujui oleh ITAGI," kata Sri Rezeki Hadinegoro dalam Dialog Produktif Vaksinasi Aman Untuk Anak mengutip ANTARA.
Sri mengatakan imunisasi di sekolah itu bukan sesuatu yang baru, karena pemerintah sudah punya program, yakni Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang rutin diselenggarakan setiap Oktober dan November.
Selain itu, kata Sri, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di sekolah memberikan dampak psikologis yang lebih baik bagi anak.
"Sebab kalau di rumah sakit atau di Puskesmas rasanya kan saya mau diapain gitu, kok masuk rumah sakit, masuk Puskesmas," katanya.
Menurut Sri, anak-anak cenderung merasa familiar dengan sekolah mereka.
"Apalagi, kalau lihat temen-temennya disuntik enggak nangis, dia juga jadi malu mau nangis. Jadi, hal-hal psikologis juga kita pikirkan," katanya.
Keberadaan guru juga diyakini Sri memberikan dukungan terhadap moral anak-anak, sehingga lebih siap menjalani vaksinasi. Selain itu, siswa juga cenderung lebih mudah diatur oleh guru mereka, misalnya terkait larangan berkerumun dan arahan untuk cepat pulang ke rumah usai vaksinasi.
Baca Juga: Studi Baru: Efektivitas Vaksin Covid-19 AstraZeneca Disebut Berkurang Dalam Tiga Bulan
"Jadi, semua akan jadi lebih mudah. Yang perlu diperhatikan kalau di sekolah itu harus disediakan sarana untuk kalau terjadi emergency, seperti harus ada oksigen, infus set, guru UKS di setiap SD harus bertanggung jawab," ujarnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan pelaksanaan vaksinasi anak dapat digelar di luar lingkungan sekolah tergantung hasil analisa di lapangan dan kesiapan sarana dan prasarananya.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan dalam sepekan sejak program vaksinasi anak bergulir sudah lebih dari 500 ribu lebih siswa menerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama.
"Sejak dimulai pada Selasa (14/12), pantauan di sistem kami sudah 500 ribu lebih divaksinasi dari sasaran 26,5 juta jiwa kelompok usia 6-11 tahun. Vaksinasi berjalan lancar dan aman. Peminatnya makin lama makin banya, karena baru sepekan lebih," katanya.
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Vaksinasi Melonjak, Cuci Tangan Meningkat: Rahasia Keluarga Sehat Ternyata Ada di Tangan Ayah!
-
Waspada! Pneumonia Mengintai Dewasa dan Lansia, PAPDI: Vaksinasi Bukan Hanya untuk Anak-Anak
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis