Suara.com - Anda mungkin pernah mendengar wanita mengalami squirting atau ejakulasi. Beberapa wanita memang bisa melakukannya ketika berhubungan seks, tetapi ada pula yang tidak bisa.
Pada umumnya, squirting atau ejakulasi wanita adalah hal yang wajar terjadi ketika berhubungan seks. Beberapa penelitian justru menunjukkan squirting jauh lebih umum terjadi daripada yang selama ini dipikirkan.
Menurut para ahli kesehatan seksual, squirting ini merupakan hal yang sangat normal. Stigma tertentu telah mengarahkan pemikiran banyak orang mengenai fenomena squirting ketika berhubungan seks.
Tidak semua wanita tidak bisa melakukannya. Tapi, Anda juga tidak ada yang perlu khawatir jika beberapa wanita bisa melakukan squirting dan lainnya tidak.
Sedangkan, kebanyakan fenomena squirting oleh wanita yang diperlihatkan dalam film porno itu sering kali menyesatkan. Karena, mereka mungkin membuat cairan buatan atau cara-cara lainnya untuk mencapai squirting.
Pada dasarnya, squirting merupakan ejakulasi wanita yang bisa dicapai melalui masturbasi, seks oral, dan seks penetratif.
Squirting ini digambarkan sebagai pelepasan atau semburan cairan yang dilepaskan dari uretra, baik selama orgasme atau saat tubuh rileks setelah berhubungan seks.
"Beberapa wanita memang bisa mengeluarkan cairan ini dari uretra ketika klimaks. Cairan ini terdiri dari sejumlah kecil cairan putih susu," kata The New Scientist dikutip dari Daliy Star.
Jadi, cara setiap wanita mencapai squirting itu berbeda-beda. Tapi, beberapa orang percaya bahwa banyak wanita yang menahannya keluar karena khawatir cairan itu terlihat seperti urine.
Baca Juga: Virolog Universitas Udayana Yakin Virus Covid-19 Varian Omicron Sudah Masuk Bali
Sehingga, para ahli belum mengetahui pasti seberapa banyak wanita yang bisa melakukannya dan tidak.
Beberapa penelitian yakin bahwa sebagian dari cairan squirting itu terdiri dari urine.
Tapi, satu studi tahun 2014 memiliki sampel wanita yang diharuskan pergi ke toilet sebelum melakukan aktivitas seksual dan melakukan USG untuk membuktikan bahwa kandung kemih mereka kosong.
Kemudian, mereka melakukan hubungan seks yang penuh gairah hingga kandung kemihnya terisi kembali. Sehingga, mereka bisa mengeluarkan cairan yang disebut squirting ketika berhubungan seks untuk mengosongkan kandung kemihnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya