Suara.com - Tahun 2021 akan berakhir dalam waktu dekat. Hal ini membuat Kementerian Kesehatan mempercepat pelaksanaan program vaksinasi nasional.
Dikatakan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menegaskan semua kabupaten/kota harus sudah mencapai cakupan vaksinasi sebesar 80 persen pada akhir 2021 guna mencegah meluasnya penularan COVID-19.
“Pemerintah mendorong untuk melakukan akselerasi seluruh kabupaten/kota, didorong pada akhir tahun ini untuk mencapai angka 80 persen cakupan vaksinasi,” kata Nadia mengutip ANTARA.
Nadia menuturkan cakupan vaksinasi yang rendah dan didukung oleh mobilitas penduduk yang tinggi, akan berisiko menimbulkan celah terjadinya kenaikan kasus COVID-19 di seluruh wilayah Tanah Air.
Sehingga vaksinasi yang dilakukan harus lebih digencarkan dan dipercepat, apalagi negara akan memasuki periode Natal dan Tahun Baru.
Percepatan vaksinasi itu juga perlu dilakukan bila melihat angka reproduktif efektif (Rt) di sejumlah provinsi, terlihat kembali mengalami kenaikan di atas angka 1.
“Kita harus waspada, ada beberapa provinsi yang estimasi reproduksi efektifnya naik di atas angka 1 dan kita harus hati-hati. Minggu ini, kasus juga meningkat sedikit dibandingkan minggu lalu,” tegas Nadia.
Berdasarkan data yang dia miliki per 20 Desember 2021, beberapa wilayah yang memiliki estimasi angka Rt di atas angka 1 antara lain Sulawesi Selatan (1,02), Nusa Tenggara Barat (1,04), Papua Barat (1,09), Kalimantan Timur (1,12), Jambi (1,13), Kalimantan Utara (2,23) dan Kepulauan Riau (2,28).
Lebih lanjut dia menjelaskan, stok vaksin yang dimiliki negara sebenarnya cukup banyak terutama vaksin dengan merek selain Sinovac. Namun, banyak sekali daerah dan masyarakat yang lebih memilih untuk menunggu ketersediaan Sinovac dibandingkan menggunakan merek lain.
Baca Juga: Gaspol! Vaksinasi Covid-19 Lengkap Indonesia Lampaui Target WHO
Oleh sebab itu, demi mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok dan melindungi seluruh lapisan masyarakat khususnya dari varian Omicron, dia meminta semua pihak untuk tidak memilih merek vaksin dan segera melakukan vaksinasi.
Sedangkan bagi setiap daerah, ia mengimbau agar terus menggencarkan melakukan vaksinasi baik pada sasaran umum untuk mencapai 70 persen dan 60 persen pada sasaran penduduk lanjut usia (lansia).
Nadia mengatakan, pemerintah akan terus menggencarkan vaksinasi maupun edukasi vaksin sampai dengan tingkat kelurahan dan desa supaya tidak terjadi perbedaan pengetahuan terkait dengan vaksin COVID-19.
Pemerintah juga akan terus memantau indikator-indikator seperti mobilitas masyarakat, yang dapat mempengaruhi kebijakan yang sedang diterapkan dalam masyarakat saat ini.
“Makannya pemerintah memantau betul mobilitas. Bahkan Pak Luhut pernah berkata, bila kasus di atas 500 kita akan melakukan pengetatan mobilitas bahkan menarik rem darurat lagi supaya usaha kita yang sudah sejauh ini, menekan kasus kembali lagi harus kembali pada kondisi yang sebelumnya,” ujar dia. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Kasus Keracunan Meningkat, Makan Bergizi Gratis Kini dalam Pengawasan Ketat!
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025