Suara.com - Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia sering diramaikan dengan kasus pelecehan seksual. Pelecehan seksual sendiri merupakan segala tindakan seksual yang dipaksakan baik itu berupa lisan, fisik, atau isyarat tertentu yang membuat korban dipermalukan hingga terintimidasi.
Lewat studi dari USA yang dilakukan pada September tahun 2020, terungkap bahwa perempuan disebut tiga kali lebih berisiko mengalami pelecehan seksual dibanding dengan laki-laki.
Padahal korban yang mengalami pelecehan seksual bisa berdampak secara psikologis mulai dari stres, trauma, depresi, hingga kecenderungan untuk bunuh diri.
Lalu, apa saja ciri-ciri pelaku yang melakukan pelecehan seksual? Menjawab pertanyaan tersebut, Dokter Spesialis Kejiwaan dr. Hj. Gemah Nuripah Sp.KJ memberikan paparannya berikut ini.
1. Pria Menganggap Wanita Lebih Lemah
Ciri-ciri pelaku yang melakukan pelecehan seksual adalah menganggap lemah korban yang kemudian dimanfaatkan oleh si pelaku. Karena itu, sebaiknya Anda perlu hati-hati dan mulai mewaspadai diri.
2. Sering Membaca Konten Pornografi
Ciri yang kedua, menurut dr. Gemah, pelaku sering mengonsumsi konten pornografi. Dari konten tersebut, ini dapat memengaruhi korban untuk melakukan pelecehan seksual.
"Dengan menonton itu, timbul ada fantasi seksualnya. Kemudian karena ada usia dan hormon nya, mereka menyalurkan hasratnya dengan cara yang tidak benar," ungkapnya dalam acara webinar Sexual Harassment and Depression, Minggu (26/12/2021).
3. Memiliki Riwayat Seksual
Selain dari pengaruh konten pornografi, pelaku yang melakukan pelecehan seksual justru karena adanya riwayat seksual di masa lalu. Salah satunya, menyaksikan kekerasan seksual di masa anak-anak.
"Ini bisa saja terjadi. Mungkin ada riwayat mau balas dendam, sehingga mereka melakukan hal tersebut di mana dahulu dia adalah korban," lanjutnya.
Baca Juga: Bantah Lakukan Pelecehan Seksual, Sopir Grab: Penumpang Mabuk dan Memukul
4. Pelaku Memiliki Otoritas di Atas Korban
Pelecehan seksual terjadi adanya kepemilikan otoritas di atas korban. Di mana laki-laki dianggap lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan wanita. Tentu hal tersebut sangat berpengaruh.
"Jadi dia lebih tinggi kedudukannya dan melakukannya itu kepada korban yang lemah," tutur dr. Gemah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang