Suara.com - Ada banyak saran ahli untuk menjaga kesehatan mental kita selama masa pandemi virus corona seperti ini. Salah satunya yang sering kita dengar adalah berjalan kaki.
Psikolog klinis Gemma Harris mengaku suka berjalan-jalan setiap hari. Ia menjelaskan kepada Metro UK bahwa seperti halnya olahraga, berjalan pada umumnya terbukti mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Selain itu, berjalan-jalan setiap hari juga meningkatkan fungsi kognitif, kualitas tidur, dan memori.
"Ini karena, pertama, saturasi oksigen dan pertumbuhan pembuluh darah terjadi di area otak yang terkait dengan pemikiran rasional, serta kinerja sosial, fisik, dan intelektual," jelas Harris.
Kedua, Harris melanjutkan, olahraga mengurangi hormon stres dan meningkatkan serotonis serta norepinefrin, bahan kimia di otak yang diketahui mempercepat pemrosesan informasi.
Selama dan setelah berolahraga, endorfin dan dopamin juga dilepaskan ke dalam tubuh dan otak, biasanya dengan efek meningkatkan suasana hati.
Berjalan dapat menjernihkan pikiran dan meningkatkan energi
Manfaat khusus jalan kaki adalah merangsang stimulasi bilateral, yang dapat membuat pikiran lebih jernih. Rangsangan ini terjadi dalam pola kiri-kanan secara berirama.
Ada perawatan psikologis berbasis bukti, seperti Eye Movement Desensitisation and Reprocessing (EMDR), yang memanfaatkan dampak positif dari stimulasi bilateral otak untuk kesehatan mental, dan berjalan kaki adalah cara yang sangat mudah dan terjangkau untuk mendapatkannya.
Baca Juga: Momen Baim Wong Dimandiin Emak-emak di Pinggir Jalan Jeneponto
"Diperkirakan bahwa jika kita memproses informasi sambil merangsang otak secara bilateral, kita memaksimalkan kapasitas pemrosesan kita, yang berarti bahwa berpikir dan memecahkan masalah jauh lebih efektif ketika kita berjalan," imbuhnya.
Terapis senior Sally Baker menambahkan bahwa berjalan dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh dan otak. Ini mendorong orang untuk merasa lebih berenergi karena peningkatan kadar darah beroksigen yang mengalir ke seluruh tubuh.
"Penting untuk diingat bahwa aktivitas fisik tidak perlu intens untuk secara umum dianggap bermanfaat dalam mengurangi risiko depresi klinis, dan berjalan kaki saja sudah cukup," tandas Baker.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja