Suara.com - Isu kesehatan mental di masyarakat Indonesia masih sering dianggap sebelah mata. Padahal, pada kondisi tertentu, masalah kesehatan mental seperti depresi bisa berujung pada bunuh diri.
Sayangnya, mereka yang mengalami depresi masih kerap mendapatkan stigma di masyarakat. Alih-alih membantu, stigma tersebut justru membuat kondisi seorang makin parah. Berikut ini stigma yang kerap dialami oleh orang depresi seperti diungkapkan Psikolog Hanna Hadipranoto M.Psi, simak ulasannya!
Public Stigma
Stigma yang sering dialami oleh orang yang depresi adalah stigma dari publik. Tentu yang sering terjadi mulai dari yang disebut tidak kompeten, kurang bersyukur dan kurangnya iman, hingga dianggap lebay.
“Pada kenyataannya, orang dengan depresi yang disebut tidak kompeten, masih ada kok yang bisa mengurus anak dan kuliah. Walaupun struggle nya luar biasa,” ungkapnya dalam acara webinar Depression: How To Get Rid Of Stigmas About It? Senin (27/12/2021).
“Selain itu, stigma yang sering terjadi adalah kurangnya iman. Jadi orang dengan gangguan mental sering disebut begini, bahkan dibilang agamanya tidak kuat,” lanjutnya.
Self Stigma
Selain stigma dari publik, orang dengan depresi juga mengalami self stigma. Di mana individu mengatakan dirinya tidak berkompeten dan selalu salah, menganggap dirinya lemah, dan juga berlebihan.
“Dari publik stigma yang ada di masyarakat, dampaknya ini bisa diambil oleh individu dengan depresi. Kalau symptom di sana dirinya merasa salah, dia akan menganggapnya demikian,” lanjut Hanna Hadipranoto
Baca Juga: Emak di Aceh Bacok Anak Kandung, Diduga Depresi
Institutional Stigma
Selanjutnya, stigma yang terjadi pada orang depresi adalah dari stigma institusi, salah satunya tempat perusahaan individu bekerja. Menurut Hanna, jika perusahaan memiliki budaya kerja yang kondusif, orang dengan depresi akan merasa nyaman dan optimal dalam bekerja.
“Kalau lingkungan yang mendukung dan suportif, tentu bisa berfungsi dengan optimal. Tapi dari stigma ini, orang dengan depresi bisa kehilangan kesempatan. Baik itu yang disengaja atau yang tidak disengaja,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi