Suara.com - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19, Prof Hindra Irawan Satari menegaskan hingga saat ini tidak ada kasus meninggal dunia yang disebabkan vaksinasi Covid-19.
Hal itu menanggapi ramainya pemberitaan terkait dua kematian anak yang dikaitkan dengan program vaksinasi Covid-19. Data Komnas KIPI per 30 November 2021 mencatat, ada 363 KIPI serius yang dilaporkan di seluruh provinsi di Indonesia.
"Namun kasus meninggal (sampai saat ini) belum ada," kata Profesor Hindra, dikutip dari situs resmi Kemenkes, Minggu (2/1/2022).
Termasuk juga kabar meninggalnya anak di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Bone pasca-disuntik vaksin Covid-19.
Menurut Profesor Hindra, dari hasil audit Komnas KIPI bersama Komda KIPI dan Dinkes setempat pada 30 Desember 2021, kematian keduanya tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19.
"Kasus Kematian di Kabupaten Jombang disimpulkan unclassifiable atau tidak cukup data. Sementara kasus kematian di Kabupaten Bone disimpulkan koinsiden dengan penyakit jantung bawaan," jelas Profesor Hindra.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia tetap menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian tersebut dan berharap kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Profesor Hindra memastikan bahwa Komnas KIPI sebagai lembaga kredibel dan independen, bertugas untuk melakukan kajian kausal. Laporan yang akurat, lengkap, juga cepat dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehata dr. Siti Nadia Tarmidzi juga mengatakan bahwa antisipasi terjadinya KIPI termasuk salah satu fokus perhatian pemerintah.
Baca Juga: 1 Januari 2022, 114 Juta Penduduk Indonesia Sudah Dapat Vaksin COVID-19 Lengkap
Oleh sebab itu, itu Kemenkes bekerjasama dengan Komnas KIPI di tingkat Nasional dan Komda KIPI di setiap daerah untuk terus memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Bagi penerima vaksinasi yang merasakan adanya efek samping pasca vaksinasi dapat langsung datang ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat dilakukannya vaksinasi untuk melapor, tidak diperlukan syarat apapun," ujar Nadia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!