Suara.com - Pakar Kesehatan Amerika Serikat (AS) Dokter Faheem Younus ungkap situasi mencekam Covid-19 yang kembali melonjak di sana karena menyebarnya varian Omicron.
Dokter yang masih berpraktik di University of Maryland, Upper Chesapeake Health itu mengungkap jika saat ini seluruh alat ventilator di rumah sakit tempatnya bekerja digunakan untuk pasien Covid-19.
"100 persen ventilator di rumah sakit saya digunakan oleh pasien Covid-19 hari ini. (Tetap pakai) masker. Dapatkan vaksin booster. Hindari berkumpul," terang Faheem melalui cuitannya, dikutip suara.com, Kamis (6/1/2022).
Ventilator adalah alat untuk menunjang dan membantu pasien bernapas. Biasanya ventilator dibutuhkan pada pasien yang kesulitan bernapas secara normal, akibat berbagai penyakit termasuk karena infeksi paru.
Selain itu, dalam cuitannya, Faheem juga menyoroti temuan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bahwa 95 persen kasus Covid di AS didominasi varian Omicron.
Dokter yang aktif menyoroti pandemi Covid-19 di berbagai negara ini meminta masyarakat dunia untuk tidak ceroboh dengan berpendapat varian Omicron tidak bisa dihindari.
Ia meminta masyarakat tidak termakan pendapat berikut: 'Omicron sangat menular sehingga semua orang akan terinfeksi. Tidak ada gunanya mencoba mencegahnya, dan (Omicron) itu vaksin terbaik'.
"Tolong jangan termakan kabar itu. Tetap pakai masker dan hindari berkumpul. Maka dengan begitu, dalam beberapa minggu gelombang akan surut. Anda bisa mencegah infeksi ini," tuturnya.
Perlu diketahui, beberapa waktu lalu terdapat penelitian menyebutkan jika Omicron tidak lebih parah dibanding varian Delta, dan Omicron bisa menciptakan kekebalan dari varian Delta.
Baca Juga: Tambah Lima Pasien, Kasus Covid-19 di Sulut Jadi 34.710 Orang
Namun, bukan berarti masyarakat menganggap enteng, bahkan menganggap Omicron serupa seperti influenza. Ditegaskan Ahli Epidemiolog WHO, Dr. Maria Van Kerkhove dalam cuitannya di Twitter, bahwa Omicron bukanlah flu biasa.
"Omicron bukan flu biasa. Meski beberapa laporan menunjukan penurunan risiko rawat inap Omicron dibandingkan dengan varian Delta. Tapi masih terlalu banyak orang yang terinfeksi, dirawat di rumah sakit, meninggal karena Omicron dan Delta," ungkap Kerkhove.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!