Suara.com - Memakai sweater saat tidur memang bisa melindungi diri dari kedinginan, terutama di jam tengah malam. Walau sweater bisa menghangatkan tubuh, tapi perlu ketahui bahwa ada efek samping yang bisa saja terjadi pada Anda.
Hal itu diungkap oleh Konsultan Pediatri dari Max Multispecialty Centre, Dr. Charu Kalra, yang mengatakan jika mengenakan sweater berbahan wol di malam hari, bisa memberikan efek bahaya.
Berikut lima bahaya yang terjadi bila memakai sweater saat tidur, yang dikutip dari Healthshots.
Menyebabkan Ruam Pada Kulit
Mengenakan sweater berbahan wol di malam hari bisa menyebabkan kehilangan panas di tubuh Anda. Risikonya bisa menyebabkan kekeringan pada kulit, sehingga berakhir menyebabkan gejala ruam. Selain itu, bagi anak-anak yang memakai sweater di malam hari juga bisa menyebabkan dehidrasi.
Menyebabkan Alergi
Menurut Dr. Charu, memakai sweater saat tidur di malam hari bisa menyebabkan alergi. Adapun gejalanya adalah alergi pada kulit.
“Orang yang memiliki riwayat alergi kulit dan dermatitis atopik, harus ekstra hati-hati. Karena, memakai sweater berbahan wol di malam hari, dapat memperburuk situasi ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika anak-anak yang memakai sweater di malam hari, dapat meningkatkan batuk alergi akibat debu pada pakaian.
Baca Juga: Doa Terbangun di Malam Hari, Minta Perlindungan saat Terlelap Tidur
Bisa Bermasalah Pada Tekanan Darah
Keringat berlebihan di malam hari terjadi karena memakai pakaian yang terlalu tertutup, salah satunya adalah sweater. Walau bisa menghangatkan tubuh Anda, tapi risikonya bisa menyebabkan penurunan tekanan darah dan menyebabkan pusing. Sementara itu, risiko lainnya juga menyebabkan seorang mengalami gangguan tidur.
Bila terjadi pada orang dengan riwayat penyakit jantung, pada saat memakai sweater di malam hari bisa menyebabkan sesak di dada, bahkan bisa mengalami masalah pernapasan.
Memperparah Asma
Memakai sweater berbahan wol di malam hari dapat memperparah penyakit asma seseorang. Hal itu dikatakan sweater memiliki serat di atasnya, ungkap Dr. Charu. Dari serat tersebut, ini bisa meningkatkan paparan alergen, di mana efeknya bisa berimbas pada kesulitan bernapas.
Infeksi Bakteri
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital