Suara.com - Obat antivirus Covid-19 molnupiravir disebut mampu mengurangi rawat inap 30-50 persen, serta tingkat keparahan penyakit.
Dikutip dati Times of India, kepala Indian Council of Medical Research Dr Balram Bhargava mengatakan bahwa molnupiravir memiliki masalah keamanan kesehatan utama. Tapi, beberapa pakar kesehatan terkemuka India mengatakan manfaat obat itu lebih besar daripada potensi risikonya.
Studi sejauh ini tidak menunjukkan efek samping yang meyakinkan di antara manusia, kata mereka. Akhir tahun lalu, regulator obat India, Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO), telah menyetujui molnupiravir untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat.
BACA JUGA
Departemen kesehatan negara bagian telah memutuskan untuk mengeluarkan seperangkat norma baru setelah menuai kritik karena memasukkan pil anti-virus oral baru, molnupiravir, untuk pasien Covid “non-komorbid” yang terinfeksi ringan dalam pedoman pengobatan yang baru direvisi negara bagian yang dirilis pada hari Kamis.
Namun, pertanyaan diajukan oleh Dewan Penelitian Medis India tentang potensinya menyebabkan teratogenisitas, mutagenisitas, kerusakan tulang rawan, dan kemungkinan bahaya bagi ibu hamil dan menyusui.
“Ini adalah obat yang saya yakin CDSCO dan DCGI telah menganalisis sebelum menyetujui untuk digunakan,” kata Dr Govindarajan Padmanaban, anggota kunci dari gugus tugas Covid nasional.
“Setiap antivirus pada tahap ini berguna, dan molnupiravir harus digunakan dengan mengambil semua tindakan pencegahan karena kasus Covid berlipat ganda secara berbahaya,” katanya.
Dr Dhruva Chaudhry, petugas nodal untuk Covid untuk Haryana, mengatakan sejauh ini hanya penelitian pada hewan yang menunjukkan beberapa efek samping.
“Pertanyaannya apakah suatu obat dapat menyebabkan kanker pada manusia setelah digunakan hanya lima hari? Seharusnya tidak ada keraguan dalam menggunakan obat di antara pasien di atas 45-50 tahun dengan penyakit penyerta...Ini adalah trade-off dan lebih mendukung manfaat." Dr Vasant Nagvekar, seorang anggota gugus tugas, mengatakan obat itu harus digunakan atas kebijaksanaan dokter.
Baca Juga: Jual Obat Penenang dari Resep Dokter, ES Diciduk Polisi
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru