Suara.com - Penelitian baru menemukan kalau usus manusia bisa membedakan antara gula asli dan pemanis buatan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience itu melakukan studi dengan menghilangkan indera perasa pada tikus.
Hasilnya, tikus tetap bisa membedakan antara gula alami dan buatan. Bahkan, tikus juga menunjukkan sikap lebih menyukai gula asli daripada buatan, meskipun tidak memiliki indera perasa.
Para ilmuwan kemudian menggunakan tes pencitraan untuk melihat gula fruktosa dapat memicu perubahan otak yang menyebabkan makan berlebihan.
"Kami telah mengidentifikasi sel-sel yang membuat kita ingin makan gula, dan itu ada di usus," kata Dr. Diego Bohórquez, profesor kedokteran dan neurobiologi di Duke University School of Medicine yang memimpin penelitian tersebut.
Setelah dimakan, partikel makanan memasuki usus kecil, yang ditutup dengan vili beludru. Di mana setiap vili ditutup dengan satu lapisan epitel, tetapi Bohórquez menemukan kalau salah satu sel di lapisan epitel terlihat unik. Karena tidak hanya berkomunikasi dengan hormon, tetapi juga dengan saraf, termasuk saraf vagus.
Sel-sel awalnya digambarkan sebagai sel enteroendokrin karena melepaskan hormon di usus. Bohórquez menyebut sel-sel itu dengan neuropod, karena punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan neuron yang tidak hanya menghasilkan sinyal hormon yang bekerja lambat, tetapi juga sinyal neurotransmitter yang bekerja cepat di otak.
Bohórquez mengatakan temuannya menunjukkan neuropod sel yang mirip dengan selera di lidah atau sel retina di mata yang mampu melihat warna.
"Sel-sel ini bekerja seperti sel kerucut retina yang mampu merasakan panjang gelombang cahaya," kata Bohórquez.
Namun, cara kerja sel terhadap gula alami dengan pemanis buatan berbeda. Juga melepaskan neurotransmiter yang berbeda di saraf vagus, sehingga membuat tubuh tikus bisa membedakan kandungan gula alami dengan pemanis buatan.
Baca Juga: Viral Pedagang Pecel Lele Bikin Usus Ayam Kepang, Unik tapi Kesannya Gabut Banget
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat