Suara.com - Meski sama-sama sebagai negara yang tidak memproduksi vaksin Covid-19, strategi Indonesia nyatanya lebih unggul dari Afrika dalam mencapai target vaksinasi terhadap 208 juta penduduknya.
Hal ini diungkap dr. Siswanto, MHP, DTM, yang kini bertugas di New Delhi, India sebagai WHO, The South-East Asia Region dalam acara diskusi FNM Society, Minggu (16/1/2022) malam.
Siswanto mengatakan, alih-alih hanya mengandalkan COVAX program bantuan vaksin dari WHO, Indonesia melancarkan sejumlah 'jurus' untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
"Di Indonesia itu kan beberapa skema digunakan, ada skema bilateral, multilateral termasuk juga COVAX facility," ungkap Siswanto.
Skema ini sangatlah berbeda dengan kondisi di Afrika yang hanya mengandalkan COVAX facility. Padahal negara tersebut tidak memproduksi vaksin, sekaligus punya jumlah penduduk yang cukup banyak.
"Afrika kalau kita bandingkan dengan di negara yang tingkat reproduksi vaksinnya rendah, ternyata apa? Karena mereka hanya bertumpu pada COVAX facility," tutur Siswanto.
Kondisi inilah yang menyebabkan adanya ketimpangan akses vaksin di dunia. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mentargetkan 70 persen penduduk di semua negara pertengahan 2022 sudah divaksinasi Covid-19.
Namun mirisnya, beberapa waktu lalu Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti, hingga 2022, lebih dari 85 persen penduduk Afrika belum menerima satupun dosis vaksin Covid-19.
Mayoritas penduduk Afrika yang belum divaksinasi ini, dipandang Ghebreyesus sebagai celah yang belum ditutup, sehingga pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir.
Termasuk kehadiran varian Omicron yang ditemukan di Afrika, mampu menginfeksi orang yang sudah divaksinasi, kini jadi ancaman dunia.
Sedangkan, pada 12 Januari 2022 lalu Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia, Budi Gunadi Sadikin resmi memulai vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster bagi kelompok rentan.
Ia juga pastikan stok untuk vaksin booster tidak akan menganggu stok vaksin primer yang ditujukan kepada 208 juta penduduk Indonesia, untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity di Tanah Air.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025