Suara.com - Banyak orang terlahir dalam kondisi memiliki alergi. Salah satunya adalah kondisi langka urtikaria aquagenic atau alergi air.
Ya, memiliki urtikaria aquagenic memang terkesan aneh, apalagi air adalah benda vital bagi kehidupan manusia. Tapi nyatanya, beberapa orang alergi terhadap air yang masuk kategori langka.
Mengutip Insider, Selasa (25/1/2022) urtikaria aquagenic yang kambuh bisa menyebabkan kulit biduran atau ruam gatal yang akan semakin parah ketika bersentuhan dengan air, termasuk saat berkeringat atau keluar air mata.
Uniknya, kondisi ini hanya dipicu jika kulit bersentuhan dengan air, bukan dari air minum yang masuk ke tubuh. Sehingga orang dengan alergi air tidak berisiko mengalami dehidrasi.
Kondisi ini sangat langka dan belum diketahui apa penyebab seseorang bisa mengalami kondisi ini. Hingga 2016, Journal of Asthma and Allergy baru mencatat 50 kasus yang pernah dilaporkan.
Umumnya, gatal-gatal berupa bentol di kulit yang disebut wheals akan timbul saat penderitanya bersentuhan dengan air. Tapi setelah kulit kering, gatal dan bentol akan hilang dan memudar dalam waktu 30 hingga 60 menit.
"Mandi misalnya, atau berkeringat, biasanya akan diikuti dengan ruam di seluruh kulit selama beberapa menit. Sedangkan gejala yang disebabkan oleh tangisan, hanya akan terbatas dimana air mata menyentuh kulit," ujar Marcus Maurer, Profesor Dermatologi dan Alergi Rumah Sakit Universitas Charite Berlin.
Tapi pada beberapa kasus parah, kondisi ini bisa menyebabkan angioedema, yakni pembengkakan di jaringan bawah kulit.
Ini adalah kondisi yang paling parah, karena efeknya tak hanya gatal dan bisa lebih menyakitkan. Mirisnya, gejala alergi bisa timbul bila bersentuhan dengan air suhu berapapun.
Baca Juga: Alergi Telur: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Waktu yang Tepat ke Dokter
Apalagi tingkat keparahan dan frekuensi reaksi juga cenderung bervariasi, serta tidak bisa diukur lebih lanjut.
"Karena kontak dengan air tidak bisa dihindari, pasien tahun mereka akan mengalami ruam, dan ini menyebabkan kecemasan, depresi hingga stres yang besar," ungkap Maurer.
Selain itu, anak dengan kondisi ini umumnya takut untuk mandi. Bahkan makan dan minum sekalipun bisa membuat mereka stres, karena jika air tumpah ke kulit atau makanan pedas membuat pasien berkeringat, maka alergi akan muncul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?