Suara.com - Dalam hal mengasuh anak, hukuman merupakan hal biasa yang diterapkan oleh orangtua ketika putra putri mereka dianggap nakal.
Meski begitu, tidak semua hukuman perlu diterapkan kepada anak-anak. Sebab tidak semua hukuman akan berdampak positif.
Menurut psikologi perilaku, hukuman bertujuan untuk mengurangi perilaku tidak diinginkan pada seseorang. Hukuman akan menjadi negatif ketika perilaku yang diinginkan juga dilarang dalam prosesnya.
Hukuman yang sering dikenakan pada anak juga bisa berubah menjadi negatif, lapor Times of India.
Alih-alih mengajari anak hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan, orangtua lebih baik memberi tahu konsekuensi dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan agar mereka mengerti.
Psikolog menjelaskan bahwa menghukum anak dalam jangka waktu tertentu, bahkan jika sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan, berarti menunjukkan sifat permusuhan.
Ketika banyak orangtua menduga cara ini akan membuat sang anak belajar sesuatu, dalam banyak kasus hasilnya justu berkebalikan.
Beberapa hal yang sebaiknya dihindari dalam menghukum anak adalah:
- Meneriaki anak di depan umum
Meski orang tua hampir kehilangan kesabarannya, pastikan untuk tidak meneriaki atau membentak anak di depan umum atau orang lain.
Baca Juga: Ayah Tiri Penganiaya Bayi 2 Tahun di Banjar Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Hal ini justru akan membuat sang anak malu dan berisiko membuat sang anak menjadi kurang percaya diri.
- Memukul anak
Mengekang sang anak dalam skala kecil tidak apa-apa, tetapi memukuli anak secara sering karena melakukan kesalahan sedikit adalah hal yang salah.
Kebiasaan buruk ini justru bisa membuat anak mencontohnya di masa depan.
- Menggunakan bahasa yang kasar
Banyak orang tua berkata kasar ketika kehilangan kesabaran.
Ingat, anak-anak sangat cepat dalam menangkap hal baru. Jadi, penggunaan bahasa yang tidak baik akan menimbulkan masalah ketika sang anak ikut mengucapkan kata kotor tersebut.
- Menerapkan aturan yang sangat ketat
Mendisiplinkan anak tidak sama artinya dengan mengekang mereka. Perilaku mengekang justru akan membuat sang anak merasa tidak dapat berbuat apa yang disukainya. Dampak jangka panjangnya, anak bisa menjadi seorang pemberontak, atau takut untuk mencoba hal baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan