Suara.com - Virus corona varian omicron masih terus menyebar ke seluruh dunia. Kabar baiknya, sejauh ii gejala yang muncul relatif ringan, yakni pilek dan batuk.
Vaksin Covid-19 yang telah diberikan membuat perbedaan besar untuk mengurangi keparahan dan - menurut para ahli - durasi penyakit Covid-19.
Sebagian besar penduduk sudah disuntik dua kali sebelum Omicron muncul. Tetapi dua dosis tidak cukup untuk melawan strain super. Vaksin booster sangat penting untuk perlindungan terhadap Omicron, mengurangi risiko rawat inap dan karenanya menangkal aturan Covid-19 yang ketat.
Data menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang terkena Omicron akan pulih dalam waktu kurang dari seminggu.
Menurut Studi Gejala Covid-19 ZOE, 70 persen pasien pulih dari gejala Omicron dalam tujuh hari. Ini dibandingkan dengan hanya 44 persen dari mereka yang memiliki Delta.
Fakta yang mengherankan, 12 persen orang dengan Omicron - sekitar satu dari delapan - merasa lebih baik hanya dalam satu hari, dibandingkan dengan lima persen pasien Delta. Dan sepertiga (33 persen) lebih baik dalam tiga hari, dibandingkan dengan 15 persen untuk Delta.
Artinya, memotong masa isolasi menjadi lima hari kemungkinan akan menjadi berkah bagi banyak orang. Profesor Tim Spector, pemimpin penelitian, mengatakan: "Banyak orang menjadi lebih baik, hasil tes negatif, dan kembali ke kehidupan normal dalam lima hari itu."
Data didasarkan pada individu yang divaksinasi, jadi tidak dapat menjelaskan penyakit pada mereka yang memiliki satu atau nol tusukan.
Bagi mereka, durasinya "mungkin lebih lama" dan penyakitnya "lebih parah", Prof Spector memperingatkan.
Baca Juga: Pemantau Obat Eropa Setujui Obat Covid-19 Paxlovid Buatan Pfizer, Siapa yang Bisa Pakai?
Sebagian besar orang yang terkena Covid-19 saat ini memiliki gejala seperti pilek, termasuk pilek, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Sekali lagi, ini sebagian besar berkat vaksin yang telah membantu mengurangi keparahan penyakit.
Tapi, meskipun Omicron tampak lebih ringan, itu masih bisa menyebabkan gejala yang bertahan lama bagi beberapa orang yang tidak beruntung.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan kasus ringan Covid-19 dapat memicu gejala yang persisten. Namun, dengan lebih sedikit pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, ini mungkin berarti lebih sedikit orang yang terkena Covid-19 dalam jangka panjang dalam gelombang Omicron, kata beberapa ahli.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan