Suara.com - Batuk, kehilangan indra penciuman dan hidung yang meler terus-menerus merupakan gejala umum virus corona Covid-19.
Tapi, banyak orang mungkin tidak tahu bahwa virus corona Covid-19 bisa menyebabkan efek samping merugikan pada penis pria dalam 24 jam.
Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan ereksi terus-menerus, yang disebut priapisme dalam 24 jam setelah infeksi.
Penyebab lain dari priapisme ini tidak jelas, Tapi, virus corona Covid-19 bisa menjadi penyebabnya.
Dalam laporan baru yang diterbitkan dalam jurnal Urology, petugas medis di Wina, Austria, menceritakan seorang anak laki-laki usia 12 tahun dengan priapisme.
Anak laki-laki itu telah mengalami ereksi terus menerus selama lebih dari satu hari sejak tiba di rumah sakit.
Priapismus iskemik, bentuk paling umum dari priapisme. Kondisi ini disebabkan oleh darah yang tidak dapat keluar dari penis.
Tanpa pengobatan medis, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan atau disfungsi ereksi.
Umumnya, dokter akan menggunakan jarum untuk menusuk penis dan mengalirkan sebagian darah. Tapi, tindakan ini tidak berhasil dilakukan dan justru membuat anak itu kesakitan.
Baca Juga: Diduga Kena Covid-19, Remaja Lelaki Ini Alami Ereksi Terus Menerus Lebih dari Satu Hari
Kemudian, anak itu diberi anestesi agar dokter bisa melakukan upaya lain. Meskipun beberapa tusukan jarum telah membuat penisnya sedikit melemah.
Tapi, pasien justru mengalami priapismus berulang dalam 24 jam meskipun tidak mengalami rasa sakit apapun.
Hasil pemindaian pun menunjukkan adanya beberapa pembekuan darah di corpora cavernosa, jaringan spons di batang penis yang terisi darah sehingga memicu ereksi.
Pada akhirnya, para dokter mengatasi masalah tersebut dengan mengoleskan kompres es dan kompresi pada perineum, yang merupakan area kulit antara alat kelamin dan anus.
Tetapi, anak laki-laki itu kembali ke rumah sakit tiga hari kemudian dengan ereksi dan rasa sakit yang khas.
Lalu, ia dirujuk ke spesialis untuk memastikan dirinya tidak memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit yang mungkin menyebabkan ereksi berulang.
Setelah semua masalah medis tidak ditemukan, anak itu kembali sehat sepenuhnya setelah 8 minggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter