Suara.com - Seiring kasus Covid-19 yang terus melonjak, maka jumlah masyarakat yang terpaksa melakukan isolasi mandiri (soman) di rumah masing-masing juga semakin tinggi.
Inilah sebabnya Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama menyampaikan tiga usulan telemedicine untuk pasien isoman Covid-19.
Ini dilakukan guna mendukung masyarakat dalam melakukan isoman di rumah. Berikut bunyi usulan dan imbauannya:
1. Konsultasi Tidak Hanya di Hari Pertama
"Sebaiknya konsultasi setiap hari selama isoman, dengan memonitor perkembangan keluhan pasien dari hari ke hari," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya yang diterima Suara.com, Selasa (1/2/2022).
Selain itu, dikontrol pula terkait keluhan dan efek samping dari obat yang diberikan. Hal ini kata Prof. Tjandra pentung untuk penyesuaian dosis, dan memberi dosis tambahan selama isoman.
"Kalau sekiranya memang tidak bisa diberikan pelayanan telemedicine gratis tiap hari, maka akan sangat baik kalau pasien dapat konsultasi harian bisa lewat telepon dengan dokter atau tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat," ungkapanya.
2. Melibatkan Keluarga yang Tangani Pasien
Menurut Prof. Tjandra, dengan telepon whatsApp bisa dengan mudah menambahkan partisipasi anggota keluarga, dan dijelaskan apa yang harus dilakukan saat merawat pasien Covid-19 di rumah.
"Kalau pelayanan telemedicine belum bisa melibatkan keluarga yang merawat di rumah. Maka baik kalau anggota keluarga mencoba komunikasi dengan dokter atau nakes lain yang mungkin ada kenalan," jelas Prof. Tjandra.
3. Pastikan Ketersediaan Alat untuk Pantau Pasien
Tidak melulu obat, alat untuk memantau kesehatan pasien Covid-19 isoman. Alat dasar yang dibutuhkan seperti termometer (cek suhu tubuh), tensimeter (cek tekanan darah) dan oximetry (saturasi oksigen).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Pasien Positif yang Isolasi di Rusun Nagrak Kini Tembus 3.328 Orang
"Selalu disebutkan bahwa penurunan saturasi oksigen yang diukur dengan oximetry merupakan parameter penting untuk pertimbangan pasiennya harus masuk RS. Mungkin baik kalau pasien Isoman bisa pinjam Oximeter dari Puskesmas misalnya, atau SatGas Covid-19 tingkat kabupaten atau kota," tutup Prof. Tjandra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien