Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama lebih dari dua tahun telah menyebabkan penumpukkan sampah medis di seluruh dunia.
Berbagai limbah medis seperti jarum suntik bekas, alat uji bekas, dan botol vaksin bekas saat ini telah menumpuk hingga puluhan ribu ton. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut, tumpukan sampah tersebut memiliki risiko kesehatan berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Beberapa limbah medis bisa saja menjadi sumber penularan virus corona, membuat petugas kesehatan mengalami luka bakar, luka tertusuk bekas jarum suntik, juga terpapar kuman penyebab penyakit dari alat medis lainnya, kata laporan WHO.
Masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola buruk juga dapat terpengaruh melalui udara karena terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk atau hama pembawa penyakit.
Laporan WHO itu menyerukan reformasi dan investasi, termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan berbahan plastik dan menggunakan alat pelindung yang bisa dipakai dalam waktu lama juga dapat didaur ulang.
Dikutip dari Channel News Asia, WHO memperkirakan ada sekitar 87.000 ton alat pelindung diri (APD), atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal PBB hingga November 2021. Sebagian besar APD itu diperkirakan telah berakhir sebagai limbah medis.
Melalui laporannya, WHO juga menyebutkan sekitar 140 juta alat uji menghasilkan 2.600 ton limbah, sebagian besar sampah plastik juga limbah kimia yang setara untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.
Selain itu, diperkirakan bahwa sekitar delapan miliar dosis vaksin yang diberikan secara global telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum, dan kotak pengaman.
Laporan WHO itu tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan limbah medis yang paling parah terjadi.
Baca Juga: Tembus 91 Pasien Terkonfirmasi Covid-19, Pemkot Yogyakarta Kaji Aturan Baru untuk Warga
Tetapi, berkaca dari peristiwa sebelum pandemi covid-19 terjadi, pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas banyak terjadi di pedesaan India serta sejumlah besar lumpur tinja dari fasilitas karantina di Madagaskar.
Bahkan sebelum pandemi, sekitar sepertiga fasilitas kesehatan tidak dilengkapi untuk menangani beban limbah yang ada, kata WHO. Sekitar 60 persen dari masalah limbah medis yang ada di dunia hanya tersebar di negara-negara miskin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?