Suara.com - Juru bicara Satgas Covid-19 pemerintah Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa alat tes PCR masih efektif digunakan untuk mengonfirmasi infeksi virus corona varian apapun, termasuk varian Omicron.
"Kembali saya tegaskan bahwa sampai saat ini PCR yang beredar masih efektif untuk mendeteksi orang yang positif Covid-19. Hal ini tentunya tidak terlepas dari cara kerja PCR, yaitu dengan mendeteksi materi genetik virus," kaya Wiku dikutip dari situs resmi Covid-19 pemerintah, Kamis (3/2/2022).
Namun, untuk mengetahui jenis varian virus corona yang menginfeksi, diperlukan tes tambahan dengan whole genome sequencing (WGS). Wiku mengatakan bahwa cara kerja kedua alat tersebut berbeda, meski sama-sama bisa mendeteksi virus corona SARS Cov-2.
"Metode PCR bekerja dengan mencocokkan gen target PCR dengan kode genetik virus. Kode genetik virus ini ada yang mudah berubah, seperti gen S yang menjadi spike atau tangan-tangan virus. Sedangkan gen yang cenderung tetap misalnya gen E dan N," tutur Wiku.
Hasil tes PCR dapat terdiri dari satu atau lebih gen target. Namun, untuk PCR yang hanya memiliki 1 target gen S saja, kini sudah tidak direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Karena, gen S virus sangat mudah berubah.
WHO saat ini hanya merekomentasi alat tes PCR dengan kemampuan lebih dari 1 target dengan target gen yang cenderung tetap.
Pada kasus varian Omicron, lanjut Wiku, dibutuhkan upaya lanjutan menggunakan metode WGS dalam menentukan varian. Alasannya karena varian tersebut mengalami perubahan pada gen S yang sangat besar.
"Sehingga dengan PCR yang beredar saat ini tidak dapat mendeteksi gen S pada varian Omicron. Jika menggunakan PCR dengan lebih dari 1 target gen pada Omicron, maka hasil yang dimunculkan adalah gen S tidak terdeteksi, sementara gen lain terdeteksi," paparnya.
Lebih jelasnya, hasil tes PCR dengan target gen S, N, dan E, hanya gen S yang tidak akan terdeteksi. Hasil tes seperti itu yang disebut sebagai S gene target failure (SGTF).
Baca Juga: Masa Karantina untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri Kini Hanya 5 Hari
PCR juga tidak dapat mengenali keseluruhan kode genetik virus satu per satu. Sehingga, PCR juga tidak dapat mengenali atau membedakan varian virus. Oleh sebab itu, hasil SGTF pada PCR tidak dapat menjadi kesimpulan identifikasi suatu varian. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya melalui metode pengujian WGS.
Wiku menyampaikan bahwa cara kerja WGS berbeda dengan PCR. Alat tes PCR hanya dapat mengenali gen yang menjadi targetnya saja, sedangkan WGS mengurutkan kode genetik virus satu per satu secara keseluruhan dari awal hingga akhir.
"Melalui kode genetik utuh tersebut, varian dapat dikenali dan dibedakan," ujarnya.
Di sisi lain, saat ini sudah muncul mutasi baru dari varian Omicron yang disebut sebagai BA.2. Omicron BA.2 bukanlah varian baru dan masih masuk sebagai varian Omicron. Selain BA.2 terdapat 3 jenis varian Omicron lainnya yaitu B.1.1.529, BA.1, dan BA.3.
Wiku menjelaskan bahwa perbedaan berbagai jenis varian Omicron itu adanya perubahan yang terjadi pada gen S virus. Miasalnya, pada Omicron BA.2 tidak terjadi perubahan gen S.
Sehingga, gen S pada BA.2 masih terdeteksi dengan PCR dan tidak memunculkan hasil SGTF. Dengan kata lain, hasil PCR Omicron BA.2 sama dengan varian lainnya meskipun termasuk jenis mutasi Omicron.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental