Suara.com - Angka infeksi Covid-19 di Indonesia kembali meningkat secara signifikan. Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI mengingatkan orangtua agar tidak ragu untuk melakukan tes PCR jika anak nampak mengalami gejala atau potensi terpapar virus corona.
Ketua Satgas Covid-19 IDAI dr. Yogi Prawira mengatakan, tes PCR bukan hanya dijadikan patokan sebagai konfirmasi infeksi Covid-19, tapi juga diperlukan untuk mengetahui perjalanan penyakit tersebut.
"Karena timeline penting sekali, perjalanan penyakit ini penting sekali untuk Covid-19. Pada saat dua minggu pertama itu fase akut. Mungkin pada anak, 70 persen gejalanya ringan. Tetapi setelah 2 minggu fase akut, maka kita harus hati-hati dengan kondisi Mis-C," kata dokter Yogi dalam siaran langsung Instagram IDAI, Kamis (3/2/2022) kemarin.
MIS-C sendiri merupakan multisystem imflammatory syndrome children, di mana anak mengalami hiper inflamasi atau peradangan hebat pada berbagai sistem organ. Kondisi itu biasanya terjadi dua minggu setelah anak terkonfirmasi Covid-19.
Dokter Yogi mengatakan, meskipun anak telah sembuh dari infeksi dengan hasil negatif tes PCR, risiko MIS-C masih bisa terjadi.
MIS-C bisa menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem organ, seperti sistem susunan saraf pusat yang menyebabkan anak jadi hilang kesadaran. Selain itu, MIS-C juga berpotensi menyebabkan masalah di sistem kardiovaskuler dengan gejala klinis anak menjadi lemas.
Ada pula, gangguan pada sistem saluran cerna dengan gejala mual, muntah, hingga dehidrasi.
"Ini terjadi antara dua sampai enam minggu pasca-infeksi. Sehingga penting sekali kita untuk tahu apakah anak memang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Jadi bisa melakukan pemantauan lebih hati-hati," kata dokter Yogi.
Ia menambahkan bahwa kondisi MIS-C belum bisa dipastikan pemicu pastinya. Sehingga pencegahannya juga belum pasti.
Berdasarkan penetilitian di Amerika Serikat baru ditemukan bagaimana anak keturunan ras kulit hitam lebih berpotensi terjadi MIS-C daripada ras kulit putih.
"Itu mungkin hubungannya dengan genetik. Tapi kalau untuk komorbid sampai saat ini kita belum menemukan, apakah anak-anak yang tadinya memiliki masalah penyakit kronik setelah terinfeksi kemudian resiko untuk mengalami MIS-C, sampai sekarang belum kita temukan. Tapi ada Penelitian terhadap anak-anak di atas 12 tahun yang sudah vaksinasi basis MRNa, ternyata bisa menurunkan risiko MIS-C," tuturnya.
Meski tidak terjadi MIS-C, anak yang terinfeksi virus corona SARS Cov-2 itu juga masih berisiko mengalami long covid seperti orang dewasa.
"Long covid itu terjadi setelah 12 minggu pasca infeksi. Seandainya masih mengalami gejala, maka itu sudah masuk kriteria long covid. Jadi itu pentingnya melakukan PCR ketika ada indikasi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!