Suara.com - Merokok menjadi penyebab utama sakit kanker paru. Meski kampanye bahaya rokok terus digalakkan, tapi prevalensi angka perokok di Indonesia malah terus meningkat.
Data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Kementerian Kesehatan tercatat bahwa terjadi peningkatan prevalensi merokok pada anak usia 10 Tahun ke atas, dari 28,8 persen pada 2013 menjadi 29,3 persen pada 2018.
Di sisi lain, masyarakat masih memiliki persepsi 'meremehkan' dan merasa banyak orang tak mengidap kanker paru meski bertahun-tahun jadi perokok aktif.
"Sering terjadi di masyarakat saat ini, orang akan menunjuk, 'itu kakek 90 tahun yang merokoknya seperti kereta api aja tidak menderita kanker paru'. Memang kesulitan kita di situ (untuk lakukan edukasi)," kata dokter Spesialis Penyakit Dalam, Subspesialisasi Hematologi-Onkologi Medik DR. dr. Andhika Rachman dalam diskusi virtual, Selasa (8/2/2022).
Ia menjelaskan, dalam ilmu tentang kanker atau onkologi, terdapat faktor genotip (genetik) dan fenotip (lingkungan). Jika kedua faktor tersebut terpenuhi, maka seseorang berisiko menderita kanker lebih besar daripada orang lain.
"Jadi tidak selamanya kalau seseorang akan merokok menderita kanker paru. Demikian pula, misalnya di keluarga ada riwayat kanker paru, walaupun tidak merokok belum tentu tidak akan menderita kanker paru. Itu sebetulnya yang perlu diajarkan kepada masyarakat," tuturnya.
Faktor risiko dari kanker paru sendiri ada enam.
Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) Profesor Elisna Syahruddin, mengatakan bahwa faktor utamanya tetap kebiasaan merokok.
"Satu rokok, faktor utama. Kedua, riwayat kanker paru dalam keluarga. Ternyata dari penelitian di China, kerentanannya pada satu orang sangat tinggi," tuturnya.
Baca Juga: Walikota Depok Ungkap Alasan Mengapa Banyak Anak dan Remaja Masih Jadi Perokok Aktif
Selain itu lingkungan tempat bekerja juga berpengaruh. Dokter Elisna mengatakan, orang-orang yang bekerja di sekitar proyek bangunan memiliki risiko kanker paru lebih tinggi daripada yang tidak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025