Suara.com - Anak positif COVID-19 memang bisa membuat orangtua panik. Namun menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) panik bukanlah reaksi yang tepat, karena justru bisa menghambat pengobatan anak.
"Kami sampaikan bahwa jangan panik, karena kepanikan menutup akal. Sebaiknya lakukan layanan telekonsultasi, lakukan pemantauan tanda–tanda kegawatan atau tanda bahaya yang bias dialami oleh anak. Ini kami dari IDAI juga dari KEMENKES ada panduan isolasi mandiri terpantau bagi anak–anak," terang Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
dr. Piprim mengatakan saat anak positif COVID-19, orangtua yang panik bisa sembarangan memberikan obat untuk anak. Padahal ini harus dihindari, mengingat pemberian obat dalam kondisi apapun tidak boleh sembarangan.
Ia menyebut obat-obatan untuk pasien COVID-19 hanya diberikan pada pasien yang bergejala sedang dan berat. Pasien gejala ringan bisa mendapatkan obat jika memiliki faktor risiko kefatalan seperti komorbid.
Gejala infeksi COVID-19 yang dirasakan anak bisa beragam. Berbeda dengan varian sebelumnya, COVID-19 varian Omicron lebih banyak menyerang saluran pernapasan bagian atas.
Sehingga menurut dr. Piprim, gejala paling umum yang dirasakan anak antara lain adalah batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Ia menyebut jarang sekali infeksi COVID-19 varian Omicron menyerang saluran pernapasan bagian bawah.
"Kalau sekarang ini ketemu anak dengan batuk pilek, anget, ya hati-hati aja ini kemungkinan sudah tertular varian ini," tambahnya lagi.
Untuk itu, orangtua perlu terus memantau kondisi anak ketika positif COVID-19. Meski sebagian besar gejala ringan, tapi ada risiko komplikasi berat seperti MIS-C yang merupakan peradangan langka.
Ia pun meminta orangtua yang anaknya masih sehat untuk tidak keluar rumah dan pergi ke kerumunan jika tidak perlu dilakukan.
Baca Juga: Siswa Dua SMP Negeri Kena Covid-19, Pekanbaru Belum Setop PTM 100 Persen
"Kemudian juga kalau sakit jangan ragu–ragu untuk membawa ke rumah sakit, jangan sampai ditahan–tahan, anaknya sudah sesak, napasnya sudah cepat, iga dadanya melesak–lesak tanda pneumonia, karena takut dengan kondisi yang ada kemudian tetap di rumah saja, ini berbahaya," tegasnya.
Berita Terkait
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
-
KLB Campak Meluas ke-14 Provinsi, Ketua Pengurus Pusat IDAI: Ini Bukti Nyata Adanya Celah Imunisasi
-
Kini Tak Boleh Tangani Pasien BPJS, Ketua IDAI Ungkap Alasan Tolak Dimutasi: Ada Pelanggaran Serius
-
Mutasi Ketua IDAI Janggal, Rieke Diah Pitaloka Sentil Kemenkes: Sudah Jalankan Meritokrasi ASN?
-
Profil Piprim Basarah, Ketua IDAI yang Dilarang Layani Pasien BPJS di RSCM
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien