Suara.com - Ketika mendengar penyakit kanker, terutama yang didiagnosa adalah anak-anak, orangtua cenderung khawatir dan cemas. Bahkan, mereka menganggap bahwa penyakit itu sulit disembuhkan.
Mengutip dari Halodoc, munculnya kanker anak bisa disebabkan karena banyak faktor. Mulai dari faktor keturunan sampai lingkungan. Mengingat kanker mudah mengintai pada anak-anak, penting untuk melakukan penanganan diri.
Tapi sayangnya, orangtua juga merasakan cemas dan stres pada saat anak terdiagnosa kanker. Hal itu telah diungkap oleh Dokter Spesialis Kejiwaan dr. Tribowo T. Ginting, Sp.KJ (K), dalam acara Radio Kesehatan: Kecemasan Orangtua Anak Penderita Kanker, Selasa (15/2/2022).
“Kita bisa melihat berbagai kecemasannya, mulai dari diagnosis ataupun diagnosis yang lain. Tapi yang terjadi adalah kecemasan menyeluruh, gangguan panik, dan gangguan cemas yang tidak spesifik,” ungkapnya.
Contoh gangguan kecemasan menyeluruh pada orangtua adalah, di mana orangtua mulai mempertanyakan kesehatan dan nasib anaknya ke depan.
“Anaknya kanker misalnya, lalu orangtua berpikir apa yang terjadi pada anak saya? Jadi hal-hal yang belum terjadi dipikirkan terus-menerus, sehingga timbul gejala kecemasan pada diri orangtua,” ungkap dr. Tribowo lebih lanjut.
Selain itu, kecemasan yang disebabkan karena gangguan penyesuaian, terjadi pada saat orangtua mengalami stres sehari-hari, salah satunya ketidakmampuan beradaptasi dengan keadaan.
“Seorang anak yang kanker, orangtua kadang-kadang sulit beradaptasi dengan keadaan tersebut, sehingga menyebabkan gangguan penyesuaian dari orangtuanya,” tutur dr. Triwibowo.
Gangguan cemas yang lain bisa juga terjadi pada penyebab lain, salah satunya adalah depresi. Dikatakan dr. Triwibowo, saat anak terdiagnosa kanker, orangtua mengalami kondisi ini.
Baca Juga: Persebaya Ditahan Imbang Persija, Aji Santoso: Sulit Bagi Kami Berada di Jalur Juara
“Orangtua yang memiliki anak yang kanker mengalami depresi, dan menimbulkan gejala-gejalanya. Salah satunya kecemasan, keringat dingin, sakit kepala, reaksi sesak, atau reaksi fisik seperti sakit perut sampai nyeri otot,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban