Suara.com - Bebarapa infeksi menular seksual (IMS) bisa menimbulkan gejala lain, salah satunya berupa klamidia.
Tapi, klamidia ini cukup sulit terdeteksi dalam beberapa minggu pertama IMS. Karena, gejalanya bisa terlihat sangat ringan dan cepat berlalu.
Meski begitu, ada beberapa tanda peringatan klamidia yang bisa diperhatikan pada pria dan wannita.
Pada pria, mereka mungkin mengalami keluarnya cairan abnormal dari penis dan pembengkakan testis. Pada wanita, gejala klamidia mungkin termasuk rasa sakit ketika berhubungan seks, pendarahan di antara periode dan keputihan.
Selain gejala klasik ini, klamidia juga bisa menimbulkan gejala yang menginfeksi mata. Gejala jenis ini terjadi karena kontak mata infeksi dengan cairan genital dari orang yang terinfeksi.
Meski demikian, penularan dari mata ke mata juga mungkin terjadi, terutama bila Anda mengggunakan maskara dan kosmetik mata lainnya yang sama.
Kondisi ini juga dikenal sebagai konjungtivitis klamidia, yang biasanya mempengaruhi satu mata dan bisa juga mempengaruhi kedua mata.
Gejalanya termasuk mata merah, pengerasan bulu mata, kelopak mata saling menempel, kelopak mata bengkak, sobek dan penurunan penglihatan.
Masa inkubasi untuk konjungtivitis klamidia bervariasi antara satu hingga dua minggu dan dapat bertahan hingga 18 bulan jika tidak diobati.
Baca Juga: Peneliti: Orang yang Kekurangan Vitamin D Berisiko Alami Infeksi Parah Virus Corona
Sementara, infeksi dapat diobati secara topikal, terapi antibiotik dianjurkan untuk membersihkan infeksi.
Perawatan medis segera penting bagi wanita, karena klamidia bisa mengancam kesuburan mereka.
Menurut CDC, IMS bisa menyebabkan infeksi dalam saluran tuba tanpa menimbulkan gejala.
"Infeksi apapun di saluran genital bagian atas bisa menyebabkan kerusakan permanen pada tuba fallopi, rahim, dan jaringan di sekitarnya yang bisa menyebabkan kemandulan," kata CDC dikutip dari Express.
Pada 2007 lalu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa IMS juga bisa menyebabkan perubahan dramatis genetik yang mengakibatkan infertilitas pria.
Sebenarnya, pria juga memiliki 3 kali tingkat fragmentasi DNA normal dalam sperma mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda