Suara.com - Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berusia di atas 40 tahun dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid berisiko lebih besar alami long covid.
Long covid merupakan gejala sisa yang bertahan dalam tubuh selama beberapa waktu setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Ilmuwan Inggris menemukan bahwa sekitar dua persen populasi di negara itu mengalami long covid.
Namun menurut survei oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) India yang diterbitkan pada awal Januari 2022, vaksinasi menjadi peran kunci dalam mengurangi risiko long covid.
Dalam penelitiannya, dibuktikan bahwa vaksinasi Covid-19 efektif dalam mencegah infeksi menjadi parah. Orang yang sudah divaksinasi lengkap juga kurang rentan terhadap komplikasi yang disebabkan oleh virus corona SARS Cov-2 itu.
Berdasarkan analisis data yang terdiri dari 15 studi Inggris dan internasional, ditemukan bahwa orang yang telah menerima dua dosis standar vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca (Covishield di India) juga satu vaksin Janssen hanya memiliki kemungkinan setengah alami long covid, dibandingkan orang yang tidak divaksinasi.
Sebagaimana dikutip dari Times of India, data tercatat bahwa efektivitas vaksin untuk mencegah long covid tertinggi pada orang berusia di atas 60 tahun dan terendah pada mereka yang berusia antara 19-35 tahun.
Ditemukan juga bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 melaporkan gejala yang membaik lebih ringan setelah divaksinasi.
Oleh karena itu, penelitian tersebut menyarankan bahwa vaksinasi tidak hanya mengurangi gejala infeksi, tetapi juga meminimalkan risiko long covid.
Batuk terus-menerus, kelelahan, nyeri dada, juga sesak napas termasuk beberapa gejala umum pasca-Covid yang mereda seiring waktu. Namun, beberapa gejala long covid, seperti kabut otak juga gangguan indera penciuman dan perasa atau secara medis disebut parosmia dan anosmia, bisa berlangsung lama pada beberapa orang.
Para peneliti mengingatkan, untuk tetap merawat tubuh setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Agar tubuh dapat pulih sepenuhnya.
Cara paling sederhana dengan tetap terhidrasi, makan makanan kaya nutrisi, dan buah-buahan. Berolahraga secara teratur sesuai yang direkomendasikan dokter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- 4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia