Suara.com - Virus corona varian omicron terus menyebar pada populasi yang sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19. Bahkan, sekarang, omicron juga menyerang mereka yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 booster sekalipun.
“Meskipun bukti awal menunjukkan dosis booster dapat meningkatkan perlindungan terhadap omicron, penelitian sedang dilakukan untuk sepenuhnya menentukan efektivitas vaksin,” kata studi lancet.
“Sementara itu, Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan telah membagikan data awal yang menunjukkan pemisahan tingkat infeksi dari rawat inap dan kematian dengan omicron. Data ini menunjukkan respons imun yang mendasari setelah infeksi dan bahwa vaksinasi primer dan booster mungkin melemahkan perjalanan penyakit," katanya seperti dilansir dari The Mint.
SARS-CoV-2 omicron (B.1.1.529) ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian WHO karena mutasi spesifik yang dapat meningkatkan penularan, risiko infeksi ulang, atau infeksi terobosan vaksin. Demikian kata studi lancet.
“Banyak dari mutasi ini memengaruhi domain pengikatan reseptor dan domain terminal-N dari protein lonjakan, yang mungkin, secara paradoks, meningkatkan pengikatan ke ACE-2 sambil menghindari pengenalan antibodi,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 mulai menurut dengan seperlima kasus lebih sedikit dalam seminggu Sementara itu, pandemi Covid-19 terus mereda minggu ini, dengan lebih sedikit kematian dan jumlah kasus baru menurun di sebagian besar wilayah di dunia.
Setelah lonjakan yang berlangsung selama tiga setengah bulan, jumlah rata-rata kasus harian global turun selama tiga minggu berturut-turut, turun kembali sebesar 22 persen menjadi 1,97 juta, menurut penghitungan AFP hingga Kamis.
Kasus yang dikonfirmasi hanya mencerminkan sebagian kecil dari jumlah infeksi yang sebenarnya, dengan praktik penghitungan yang bervariasi dan tingkat pengujian di berbagai negara.
Situasi membaik di sebagian besar wilayah dunia selama tujuh hari terakhir. Jumlah kasus harian turun 43 persen di zona Amerika Serikat/Kanada, 35 persen di Timur Tengah, 23 persen di Eropa dan kawasan Amerika Latin/Karibia, dan 22 persen di Afrika.
Baca Juga: Tingkat Keterisian Isoter di Sleman Terus Meningkat, Ada yang Tersisa Tiga Tempat Tidur
Situasi tetap hampir stabil di Asia, dengan penurunan satu persen dalam kasus. Mereka meningkat dengan jumlah yang sama di Oseania.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak