Suara.com - Juru bicara Covid-19 pemerintah dr. Reisa Broto Asmoro mengajak masyarakat bersyukur bahwa kasus Covid-19 saat ini didominasi oleh varian Omicron yang gejalanya tidak separah Delta.
Meski begitu, ia mengingatkan jangan juga menyepelakan varian virus tersebut, karena pada beberapa orang dengan kondisi tertentu, infeksi Covid-19 masih tetap berbahaya.
"Bersyukur kalau yang mendominasi dunia adalah varian Omicron, karena memang lebih ringan daripada varian sebelumnya yang mengakibatkan gelombang 2 kemarin di Indonesia, yaitu varian Delta," kata dokter Reisa dalam dialog virtual bersama Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (21/2/2022).
Ia menjelaskan, varian omicron menunjukkan gejala lebih ringan, karena virus corona yang menginfeksi lebih banyak menyerang saluran pernapasan daripada paru-paru.
"Tapi bukan berarti varian Omicron ini bisa disepelekan, karena tetap saja ini virus yang menyebabkan Covid-19, yang akan selalu ada risiko di mana perjalanan penyakit ini bisa jadi berat. Akan ada risiko nantinya akan menyebabkan long covid terutama bagi kelompok seperti lansia, orang yang punya komorbid, anak-anak, serta bagi yang belum divaksinasi," paparnya.
Dokter Reisa mengingatkan bahwa paling penting dilakukan tetap harus menjaga protokol kesehatan dan melengkapi suntikan vaksin Covid-19.
Ia membenarkan bahwa vaksin memang tidak membuat tubuh kebal 100 persen terhadap paparan virus corona SARS Cov-2, sehingga masih ada peluang terinfeksi meski sudah divaksin.
Tetapi, manfaat vaksin yang terpenting sebenarnya untuk menurunkan risiko terjadinya perburukan penyakit dan kematian.
Data Kemenkes dan RS Online per 19 Februari 2022 menunjukkan bahwa kemampuan vaksinasi dalam menurunkan risiko kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 11 persen bagi yang sudah suntik dosis pertama. Melonjak menjadi 67 persen bagi yang sudah disuntik kedua. Sementara apabila sudah vaksinasi booster, perlindungannya naik hingga 91 persen.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut Puncak Kasus Covid-19 Varian Omicron Pertengahan Maret 2022
"Jadi semuanya pastikan sudah vaksin lengkap. Kalau memang sudah lewat jedanya 6 bulan dari vaksin kedua atau sudah lengkap, segeralah lengkapi dengan booster. Karena inilah yang memberikan ekstra proteksi kepada kita," kata dokter Reisa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer