Suara.com - Long Covid-19 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala virus corona Covid-19 berkelanjutan.
Gejala virus corona Covid-19 panjang atau Long Covid-19 ini bisa bertahan lebih dari 12 minggu dan dapat berubah seiring waktu.
Long Covid-19 ini tidak hanya dialami oleh orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 aslinya, tetapi juga varian Omicron.
Umumnya, sebagian besar infeksi virus corona Covid-19 sembuh dalam 4 minggu pertama. Tapi, infeksi virus corona ini bisa menyebabkan beberapa gejala neurologis potensial yang merupakan Long Covid-19.
Gejala neurologis ini termasuk gangguan kognitif, yang dikenal sebagai kabut otak dan kehilangan konsentrasi atau masalah memori.
Tanda-tanda lain termasuk sakit kepala, gangguan tidur, kesmutan atau mati rasa, pusing dan mengigau pada orang tua.
Selain tujuh gejala neurologis itu, ada juga sejumlah tanda Long Covid-19 lainnya. Meskipun begitu, gejalanya beragam dan bisa berubah seiring waktu.
NHS mengatakan tanda-tanda lain ini berkaitan dengan pernapasan atau kardiovaskular, seperti sesak napas, batuk, sesak dada, nyeri dada, dan jantung berdebar.
Gejala lainnya termasuk kelelahan, demam dan nyeri. Beberapa orang juga mengalami tinnitus, sakit telinga, sakit tenggorokan, serta kehilangan rasa dan bau.
Baca Juga: Epidemiolog Sarankan Omicron BA.2 Dikategorikan Sebagai Variant of Concern
Ruam kulit juga dapat terjadi, begitu pula dengan nyeri sendi, nyeri otot, sakit perut dan mual. Diare, nafsu makan berkurang pada orang tua dan penurunan berat badan juga termasuk gejala lain.
"Anda perlu tahu bahwa lama pemulihan tidak selalu berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit atau Anda menjalani perawatan di rumah sakit. Anda harus mencari bantuan medis untuk mengatasinya," kata NHS dikutip dari Express.
Banyak orang hanya memahami gejala virus corona Covid-19 seperti batuk dan demam. Tapi kali ini, varian Omicron berpotensi menimbulkan sejumlah gejala lainnya.
Namun, Anda perlu tahu bahwa orang tua dan orang dengan masalah kesehatan serius paling berisiko mengalami gejala virus corona Covid-19 berkepanjangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)