Suara.com - Seorang mahasiswa berusia 19 tahun menderita sepsis dan kehilangan kaki dan jarinya setelah makan sisa makanan. Dr. Bernard Hsu, seorang ahli toksikologi berlisensi, menjelaskan bagaimana pemuda itu menglami sakit parah setelah makan makanan sisa yang tercemar, termasuk lo mein, ayam, dan nasi.
"Ini adalah kecelakaan aneh yang terjadi dalam rangkaian peristiwa badai yang sempurna," kata Hsu, yang tidak merawat pria itu, dalam video YouTube pada 16 Februari.
Kasus remaja itu pertama kali dilaporkan pada Maret 2021 di New England Journal of Medicine. Dalam laporan itu dirinci bagaimana dia dirawat di Rumah Sakit Umum Massachusetts karena dia menderita "syok, kegagalan organ ganda, bintik-bintik kulit, dan ruam retikuler yang progresif cepat." Demikian seperti dilansir dari NY Post, Rabu, (23/2/2022).
"Pasien masih sehat sampai 20 jam sebelum masuk ini, ketika sakit perut menyebar dan mual berkembang setelah dia makan nasi, ayam, dan sisa makanan dari restoran," kata outlet tersebut.
“Beberapa episode emesis [muntah] terjadi, dengan muntah yang berwarna empedu atau merah-coklat. Sakit perut dan muntah diikuti dengan perkembangan menggigil, kelemahan umum, semakin memburuknya mialgia difus [nyeri otot], nyeri dada, sesak napas, sakit kepala, leher kaku, dan penglihatan kabur,” tambahnya.
Suhu pekerja restoran paruh waktu itu lebih dari 105 derajat Fahrenheit, detak jantungnya 166 detak per menit dan laju pernapasannya 28 napas per menit, kata jurnal medis.
“Ruam purpura reticular [netlike] difus muncul di wajah, dada, perut, punggung, lengan, dan kaki, kecuali telapak tangan dan telapak kaki,” tambahnya.
Dia menjalani tes darah dan urin dan didiagnosis dengan infeksi bakteri yang disebut Neisseria meningitidis, yang menyebabkan darahnya membeku dan hatinya gagal.
Nekrosis kulitnya dikatakan disebabkan oleh "purpura fulminans," komplikasi parah septikemia meningokokus. Dokter menemukan bahwa dia hanya menerima satu dari tiga dosis vaksin konjugat meningokokus tanpa booster, dan hanya menerima satu dosis vaksin meningokokus serogrup B dari dua atau tiga yang direkomendasikan oleh CDC, Newsweek melaporkan.
Setelah bagian dari semua jari dan kakinya diamputasi di bawah lutut, lelaki itu melanjutkan untuk "pemulihan yang relatif baik."
Seorang teman telah makan makanan yang sama dengan korban dan muntah - tetapi tidak menjadi semakin sakit, menurut laporan itu.
Kasus mengejutkan ini mendapat perhatian baru berkat video Hsu yang diposting di saluran YouTube-nya yang disebut "Chubbyemu," yang memiliki 2,46 juta pelanggan.
Video, yang mengidentifikasi siswa sebagai "JC," telah dilihat lebih dari 1 juta kali pada Selasa sore.
Untuk mengurangi risiko keracunan makanan dari bakteri, sisa makanan harus didinginkan selambat-lambatnya dua jam setelah dikeluarkan dari sumber panas, menurut WebMD.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar