Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berusaha meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19, demi mencapai target kekebalan kelompok alias herd immunity.
Apalagi dalam waktu dekat, Indonesia akan memasuki bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Kebijakan libur puasa dan lebaran pun sangat dipengaruhi oleh cakupan vaksinasi nasional.
"Sebelum Lebaran, yaitu akhir April 2022, kita sudah selesaikan suntik dua dosis 70 persen dari populasi sehingga mudah-mudahan kali ini kalau hasilnya baik, Pak Menko mengizinkan, ya Lebaran kali ini kita bisa hadapi dengan berbeda dibandingkan dengan lebaran-lebaran sebelumnya, dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Selain itu pihaknya juga akan melakukan survei serologi sebagai dasar dalam mengeluarkan kebijakan pada masa lebaran.
"Kita akan melakukan sero survei bulan Maret ini agar nanti di bulan April kalau bisa sudah keluar hasilnya sebagai dasar kami mengambil kebijakan terkait dengan masa sebelum Lebaran," kata Menkes Budi.
Ia juga menyinggung kabar tentang kematian yang sempat meningkat drastis akibat penyebaran varian Omicron.
Menkes Budi mengatakan sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal saat ini adalah yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap.
"Kami ingin sampaikan sekali lagi, yang paling banyak meninggal adalah orang yang belum divaksinasi atau belum divaksinasi lengkap," katanya lagi.
Untuk itu, pemerintah saat ini memprioritaskan pelaksanaan vaksinasi terutama untuk lansia dan melengkapi dosis vaksinasi bagi penerima vaksin yang belum menerima dosis lengkap.
Baca Juga: Jelang Perhelatan G20 di Bali, Menkes Budi Gunadi Pastikan Fasilitas Kesehatan Memadai
Dia menjelaskan sekitar 70 persen masyarakat sudah menerima vaksin dosis pertama dan pihaknya menargetkan untuk mencapai angka yang sama untuk vaksin dosis kedua.
"Sampai sekarang sudah ada 344 juta dosis yang disuntikkan dan untuk dosis pertama sudah 190 juta, sekitar 70 persen lebih rakyat Indonesia sudah disuntik dosis pertama, diharapkan suntik keduanya juga bisa cepat mengejar 70 persen tersebut," katanya.
Berita Terkait
-
Di Balik Penyesalan Menkes, Ada PR Besar Layanan Kesehatan Papua
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?