Suara.com - Banyak orang mungkin sepakat bahwa kentut yang tidak berbunyi umumnya lebih bau. Hal itu terkadang memicu perdebatan tentang siapa yang melakukan kentut tersebut.
Dilansir dari Medical News Today, kentut bau busuk untuk sekitar satu persen dari gas yang dikeluarkan orang. Sementara sebagian besar hampir bebas bau. Lantas, apa sebenarnya penyebabnya?
1. Makanan yang kamu makan
Mungkin penyebab paling umum dari bau kentut adalah makanan yang dmakan. Perut berjuang untuk memecah makanan tertentu saat mereka bergerak melalui usus, menyebabkan gas.
Misalnya, kacang mengandung gula dan serat yang sulit dicerna oleh tubuh kita.
Alex Glover, Ahli Gizi Senior di Holland & Barrett, menjelaskan bahan kimia yang menyebabkan kentut adalah hidrogen sulfida. Ini diproduksi ketika bakteri usus memecah belerang dalam makanan.
"Lebih banyak hidrogen sulfida diproduksi oleh tubuh ketika memecah makanan kaya protein.
Inilah sebabnya mengapa kita mungkin memperhatikan kentut kita lebih berbau setelah makan banyak daging, atau protein shake.
Rob Hobson, Kepala Nutrisi Healthspan, setuju bahwa daging - terutama potongan berlemak seperti daging sapi dan babi - "bisa sedikit berbau".
Baca Juga: Pelajar Curhat Malu Gegara Hal Ini di Tempat Fotokopi, Penjaga Sampai Tahan Tawa
“Mereka bisa memakan waktu lama untuk dicerna di usus yang membuat mereka berfermentasi. Daging berlemak khususnya kaya akan metionin yang merupakan asam amonia yang mengandung belerang."
Rob menjelaskan bahwa gas hidrogen sulfida memberikan kentut "bau telur busuk yang menyenangkan".
2. Intoleransi makanan
Intoleransi makanan - seperti susu atau gluten - dapat menyebabkan kentut bau. Biasanya orang mungkin juga akan mengalami gejala seperti gangguan pencernaan, kembung, sembelit dan diare.
“Intoleransi makanan dapat membuat Anda terkena angin yang tidak sedap jika Anda memakan makanan penyebabnya. Contohnya di sini adalah intoleransi laktosa di mana orang kekurangan enzim yang mencoba memecahnya," kata Rob.
"Ini berarti laktosa bergerak ke usus yang tidak tercerna di mana ia diberi makan oleh bakteri yang meninggalkan Anda dengan gas bau."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia