Suara.com - Sebuah penelitian terhadap ratusan pasien Covid-19 telah menemukan bahwa obat ivermectin ternyata tidak punya kemampuan untuk melawan virus corona dan juga mengurangi risiko rawat inap pada mereka yang terinfeksi. Seperti diketahui, ivermectin kerap digadang-gadang sebagai obat alternatif untuk Covid-19.
Seperti dilansir Wall Street Journal, penelitian terhadap lebih dari 1.300 pasien berisiko yang mengunjungi klinik di Brasil menunjukkan bahwa mereka yang diberi obat tidak mengalami hasil pengobatan yang lebih baik daripada mereka yang diberi plasebo.
Salah satu penulis utama studi tersebut, Profesor Edward Mills dari Universitas McMaster Kanada, menyimpulkan temuan para peneliti secara blak-blakan, dengan mengatakan bahwa “tidak ada indikasi bahwa ivermectin bermanfaat secara klinis”.
Peter Hoetz dari Baylor College of Medicine, yang meninjau penelitian tersebut, mengatakan bahwa itu "harus benar-benar membantu menghentikan ivermectin dan tidak memberikan kredibilitas apa pun untuk menggunakannya untuk Covid-19".
Kecelakaan trem Croydon: Pengemudi dan TfL akan dituntut atas kecelakaan yang menewaskan 7 orang
Makalah yang merinci metodologi dan temuan penelitian telah disetujui untuk diterbitkan dalam jurnal peer-review utama, dan akan dipresentasikan di forum yang disponsori National Institutes of Health hari ini.
Di Indonesia sendiri,Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sri Prahastuti mengatakan kalau izin ivermectin hingga saat ini belum dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Setahu saya BPOM belum mencabut izin edar ivermectine sebagai obat Covid-19. Kalau untuk temuan IDI harus lihat dulu apakah sudah ada publikasi ilmiahnya," kata Brian saat dihubungi, Jumat (11/2/2022).
Lebih lanjut Brian menuturkan kalau hingga saat ini belum ada obat yang bisa mematikan Covid-19. Obat yang digunakan itu berfungsi untuk memperpendek masa sakit dan mengurangi risiko penularan yang lebih meluas.
Menurutnya, obat-obat yang sudah beredar selama ini pastinya sudah melalui pertimbangan keilmuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis