Suara.com - Perundungan atau intimidasi, atau yang biasa disebut sebagai perilaku bullying kerap menghantui anak-anak dan remaja, baik secara offline maupun online.
Tindakan ini dapat memberikan dampak yang besar bagi para korban, baik secara fisik, mental dan emosional. Tentu saja, siapapun tak mau anak mereka menjadi sasaran bullying teman-temannya dan lingkungan sekitar.
Untuk mencegah hal itu terhadi, Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid mengungkap pondasi awal yang harus dibangun antara orangtua dan anak sejak dini, khususnya di lima tahun awal kehidupan mereka.
"Jadi yang paling penting buat kita adalah membantu orangtua untuk membuat sebuah hubungan yang sehat, sebuah ikatan emosional dengan anak-anaknya di rumah. Nah itu bisa dimulai dr 5 tahun pertama kehidupannya," jelas dia dalam peluncuran Thrive by Five Internasional Program bersama Minderoo Foundation beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut kata Yenny, ketika orangtua memiliki kedekatan secara emosional dengan anak, mereka tak akan segan untuk menjadi orangtua sebagai seseorang yang dapat mereka percaya dan selalu mendukung mereka apapun yang terjadi.
Anak akan lebih berani menyampaikan apa yang tengah mereka hadapi di luar, dan bertanya mengenai jalan keluar apa yang harus mereka pilih.
"Mereka jadi merasa, oh kalau ada apa-apa, ada masalah, saya bisa pergi ke orangtua saya, saya bisa mendapatkan support, dukungan dari orangtua saya dan tidak akan merasa bahwa orangtuanya akan menyalahkan dia," tambah Yenny.
Setelah itu, lanjut putri Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid ini, berilah pemahaman pada anak bahwa bullying adalah sesuatu yang harus diatasi, bukan dihindari. Dan, ia tidak boleh mengatasi persoalan bullying ini sendiri.
Jangan sampai pula, anak merasa sendiri saat ia menjadi korban bullying. karena hal tersebut bisa berdampak buruk bagi mereka.
Baca Juga: Sukses Jadi Model Internasional, Rizal Rama Rupanya Pernah Jadi Korban Bullying
"Nah, anak kadang merasa sendiri. Ketika mereka merasa sendiri, ini bisa menimbulkan keadaan destruktif dan bahaya. Jadi, bagaimana memastikan anak tidak sendiri, bahwa orangtua ada ketika anak menjalani proses pendewasaan hidup dan ketika dia di-bully," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah