Suara.com - Penelitian baru menemukan bahwa beberapa pasien virus corona Covid-19 membaik lebih cepat daripada lainnya setelah mengonsumsi obat sakit perut.
Famotidine, yang lebih dikenal sebagai Pepcid adalah obat umum yang dijual bebas untuk mengatasi sakit maag. Obat ini diyakini bisa membantu meringankan gejala virus corona Covid-19.
Para peneliti telah membuktikannya pada 55 orang yang belum vaksinasi dan meminta mereka untuk konsumsi plasebo atau 80 miligram obat sakit maag tersebut 3 kali sehari.
Peneliti juga mengambil sampel darah setiap peserta dan meminta mereka menjalani tes usap hidung untuk mendeteksi virus corona Covid-19.
Hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa tingkat peradangan pada orang yang mengonsumsi famotidine lebih cepat sembuh daripada orang yang mengonsumsi plasebo.
Bila dibandingkan dengan kelompok plasebo, orang yang mengonsumsi famotidine juga melaporkan gejala virus corona, seperti sesak dada, batuk dan sakit perut.
Para peneliti menyimpulkan bahwa famotidine aman dan bisa ditoleransi dengan baik pada pasien virus corona Covid-19 ringan hingga sedang.
Studi itu menunjukkan bahwa famotidine bisa menyebabkan resolusi gejala dan peradangan lebih awal tanpa mengurangi kekebalan anti-SARS-CoV-2. Tapi, mereka berpendapat bahwa percobaan tambahan secara acak masih diperlukan.
Konsumsi obat anti-mulas untuk mengatasi virus corona Covid-19 mungkin tidak masuk akal. Tapi, hubungan keduanya sedikit mudah terlihat jika Anda memikirkan cara kerja obat untuk meredakan sakit maag.
Baca Juga: Benarkah Varian Omicron Sebabkan Sakit Punggung? Ini Kata Ahli!
Jamie Alan, profesor farmakologi dan toksikologi di Michigan State University dilansir dari Very Well Health, mengatakan famotidine bisa membantu memblokir jenis reseptor histamin yang ditemukan di perut Anda.
Tobias Janowitz, asisten profesor di Cold Spring Harbor Laboratory, mengatakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa famotidine tampaknya menurunkan peradangan yang disebabkan oleh virus corona, karena memblokir jalur molekuler tertentu.
Janowitz dan rekan memutuskan untuk mencari tahu potensi Fanotidine pada pasien virus corona, karena ada bukti dari studi retrospektif dan serangkaian kasus bahwa Famotidine mungkin memiliki efek yang cukup baik.
Namun, Janowitz juga mencatat bahwa hasil studi tersebut tidak diperoleh dari uji coba secara acak, terkontrol plasebo dan double-blind.
Sedangkan, uji coba secara acak, terkontrol plasebo dan double-blind adalah standar umum untuk sebuah penelitian. Janowitz masih ingin mempelajari Famotidine secara menyeluruh.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?