Suara.com - Penumpukan pelaku perjalanan luar negeri dan dalam negeri di bandara tidak terelakkan saat mudik Lebaran 2022. Apa antisipasi yang dilakukan pemerintah?
Menjawab pertanyaan ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, telah ada evaluasi yang dilakukan bekerja sama dengan lembaga dan kementerian terkait.
Harapannya, akan ada kebijakan efektif yang membuat mobilisasi pelaku perjalanan berlangsung aman dan nyaman.
"Pemerintah akan membuat mekanisme kedatangan yang efektif agar mobilisasi pelaku perjalanan tetap aman dan nyaman dengan memodifikasi waktu kedatangan dan terminal tujuan," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19.
Dalam waktu dekat, Pemerintah juga akan menambah fasilitas PCR di pintu kedatangan yang diawasi langsung oleh Satgas COVID-19 pusat. Serta menyediakan counter untuk memudahkan sistem pembayaran PCR di tempat.
"Selain itu pemerintah juga memberikan opsi lokasi lain untuk testing. Hal ini demi meminimalisir kerumunan misalnya Pekerja Migran di RSDC atau PPLN lainnya di hotel tujuan menetapnya," jelas Wiku.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menetapkan aturan wajib vaksin dosis ketiga Covid-19 atau vaksin booster sebagai syarat melakukan perjalanan menggunakan transportasi darat, udara dan laut dalam momen mudik lebaran 2022 mendatang.
Hal ini ditanggapi Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, bahwa alasan vaksin booster diwajibkan sangat mudik, karena saat itu akan terjadi pergerakan dalam jumlah besar masyarakat, termasuk banyak mengunjungi orangtua atau lansia yang lebih rentan terinfeksi Covid-19.
Hal lain yang perlu dikhawatirkan, kata Nadia di momen mudik kali ini, bakal ada potensi mudik yang dua kali lipat lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Mendarat di Bali Dengan Jadwal Penerbangan Reguler 3 Kali Seminggu
"Bahkan Kementerian Perhubungan menyatakan bisa dua kali lipat atau lebih dari 80 juta pemudik," ungkap Nadia beberapa waktu lalu saat dihubungi suara.com.
Berita Terkait
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
Kena Serangan Siber, Bandara di Eropa Lumpuh Selama Satu Hari
-
Uji Coba Kendaraan Tanpa Pengemudi di Bandara, dari Bagasi hingga Shuttle
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!